Wednesday, August 22, 2007


Arti Sebuah Nama
Kesalahan Mendidik Anak Bagaimana Terapinya, Muhammad Al-Hamd, hal : 60-64

Sesuatu yang harus diperhatikan oleh kedua orang tua adalah memberi nama anak² mereka dengan nama-nama islami yang baik. Selain itu, hendaknya mereka berhati² dalam memberi anak² mereka dengan nama² yang terlarang, atau nama² yang kurang baik, atau memberi kesan jelek. Karena, nama itu akan berlangsung bersama diri anak² itu sepanjang masa, bahkan nama² tersebut akan memberi pengaruh terhadap kepribadian dan akhlak mereka.

Ibnu Qayyim ra berkata, "Jarang Anda melihat nama yang jelek melainkan nama itu sesuai dengan yang dinamai"

Berdasarkan hikmah kebijaksanaan Allah SWT dalam qadha dan takdir-Nya, Allah SWT memberikan ilham kepada manusia agar membuat nama² sesuai dengan apa yang dinamainya. Hal itu dimaksudkan agar ada kesesuaian antara lafal dan maknanya sebagai terdapat kesesuaian antara sebab dan musababnya.

Ibnu Qayyim ra berkata, "Secara keseluruhan, akhlak,aktivitas, dan amal perbuatan yang jelek terpengaruhi oleh nama² yang jelek, sedangkan akhlak,aktivitas, dan sebaliknya (amal baik) terpengaruhi pula oleh nama² yang baik.
Rasulullah SAW. diberi nama Muhammad dan Ahmad karena banyaknya perangai yang terpuji pada diri Beliau. Untuk itu panji pujian itu berada di tangan Beliau, sedangkan umatnya disebut hammadun (orang² yang memuji). Beliau juga adalah manusia yang paling banyak memuji Rabbnya. Oleh karena itu Rasulullah SAW memerintahkan agar memberi nama² yang baik, seraya bersabda, "Baguskanlah nama² mu" Karena, seorang yang mempunyai nama yang baik terkadang merasa malu dari namanya sendiri, dan terkadang namanya itu mendorong dia untuk melakukan apa yang sesuai dengan namanya itu dan ia akan meninggalkan apa yang bertentangan dengannya. Berkenaan dengan hal itu, kebanyakan orang yang rendah adalah sesuai dengan nama² mereka. Begitu pula kebanyakan orang ² yang tinggi sesuai dengan nama² mereka. Kepada Allah SWT kami memohon taufik"

Syekh Abu Zaid berkata, "Merupakan kewajiban seluruh kaum muslim dan bangsa Arab pada khususnya, memberikan perhatian serius dalam memberikan nama anak² mereka dengan nama yang tidak bertentangan dengan syariat islam, di samping tidak keluar dari aturan² bahasa Arab, maka orang ² lain tidak mendengar nama selain nama Abdullah, Abdur Rahman, Muhammad, Ahmad, Aisyah, atau Fatimah."

Begitulah nama² islami yang terpampang di daftar nama yang sepanjang masa selalu disebut. Dan, dalam buku² mengenai biografi penuh dengan sederetan nama² itu.

Betapa bagus atau indahnya ucapan Al-Baijani dalam bait syairnya,
"Berilah nama anak yang kamu lahirkan dengan nama Muhammad, Thahir, Mushtafah, Ahmad. Baiklah jika kamu menghendaki, maka beri nama Abdullah agar ia hidup di bawah kasih sayang Allah SWT. Dan berilah nama anak perempuan dengan ummu Hani, jangan kamu beri nama Fairuz atau Asmahan".(Tarbiyatul-Banin, Bait Syair Al-Baijani,hlm 20)

Renungan Saya :

Bagi saya nama adalah sebuah pengharapan, dimana dengan nama tersebut kita berharap anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang soleh / soleha sesuai dengan nama tersebut. Dalam memberi nama hendaklah sebagus²nya, jangan asal²lan saja, karena nama ini akan disandang sang anak sepanjang masa. Nama anak yang kita beri akan tertulis di akte kelahiran, di KTP, di buku rapor kelasnya, di Ijazah kuliah, di sertifikat, bahkan di nisan kubur, dan dengan nama itu pula kita akan dipanggil di akherat nantinya.Jadi pikirkanlah sekali lagi dalam memberi nama kepada anak² kita.

Dalam pengamatan saya, saat ini telah banyak generasi muda kita, dimana mereka yang tadinya tidak memiliki nama islami, dan ketika mereka berkeluarga dan memiliki anak, mereka menamai anak² mereka dengan nama² islami. Mudah² an ini adalah suatu tanda kemajuan islam kembali...amiiin

wassalam,
Ibu RT

Friday, August 17, 2007

Ketenangan Hati Hanya Ada di Surga
Là Tahzan ( DR.Àidh al-Qarni ), hal : 484-486
( Sesungguhnya Kami telah menciptkan manusia berada dalam susah payah ) (QS. Al Balad:4)

Ahmad ibn Hanba pernah ditanya, "Kapan ketenangan itu?"
Jawabnya: "Jika kamu menginjakkan kakimu di surga, maka kamu akan merasakan ketenangan"

Tidak ada waktu istirahat sebelum di surga. Yang ada di dunia ini hanyalah gangguan, kebisingan, fitnah, peristiwa² mengerikan, musibah, dan bencana:sakit,kesedihan, kegundahan, kedukaan, dan putus asa.

Dunia diciptakan penuh dengan ujian,
dan kau menginginkannya bersih dari musibah dan ujian.

Seorang teman yg pernah belajar di Nigeria - seorang yg penuh amanah - mengabarkan kepada saya bahwa ibunya selalu membangunkannya pada sepertiga akhir malam. Katanya, "Wahai ibu, saya ingin ketenangan"
Jawab ibunya, "Saya tidak membangunkanmu kecuali agar engkau bisa tenang. Wahai anakku, jika engkau telah masuk surga, maka tenanglah (engkau di sana )"

(Sesunggunya, mereka (orang² kafir) menyukai kehidupan dunia) (QS.Al-Insan:23 )

Dan, mereka juga tidak pernah memikirkan hari esok, juga masa depan (Akherat). Oleh sebab itu, pada hari ini maupun hari esok, dalam kerja maupun hasilnya, dan pada awal maupun akhirnya mereka merugi.

Demikianlah kehidupan itu diciptakan, ujungnya adalah kefanaan. Kehidupan adalah minuman yg merupakan campuran berwarna yg tidak pernah tetap, ada kenikmatan, ada kesengsaraan, ada tekanan, ada kelegaan, ada kekayaan, dan ada kemiskinan.

Inilah akhir cerita mereka :
(Kemudian mereka (Hamba Allah SWT ) dikembalikan kepada Allah SWT, Penguasa mereka yg sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat )(QS: Al-Anàm:62)

Thursday, August 16, 2007


Wahai yang Berkedudukan Tinggi
DR. Aid al-Qarni (Menjadi Wanita Paling Bahagia) hal:63-64

Banyak hal yg engkau hindari,
namun menarik hal lain yang engkau harapkan


Wahai wanita muslimah yg jujur, wahai wanita muslimah yg taat, jadilah seperti pohon kurma yg jarang membusuk dan berpenyakitan. Ketika dilempar batu, justru memberikan kurma. Dan, selalu tumbuh di musim panas maupun di musim dingin, dan banyak manfaatnya.

Hiduplah di tempat yg tak menyentuh hal² yg tak berguna, yg mampu menjaga kehidupan dari hal yg dapat mengelabuhi rasa malu. Ucapanmu adalah dzikir, cara memandangmu adalah menarik pelajaran dan diammu adalah berpikir. Dimana pun berada, engkau selalu mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan.Selalu diterima dimana pun engkau berada. Pujian yg baik dan doa yg jujur dari semua makhluk selalu mengalir untukmu. Allah SWT senantiasa menghilangkan mendung kelabu yg menghimpitmu. Melenyapkan rasa takut dan menjernihkan dari kemuraman.

Tidurlah engkau di atas suara doa orang² mukmin untukmu dan bangunlah seiring dendang pujian untukmu. Dimana pun engkau mengetahui bahwa kebahagiaan bukanlah pada harta, namun ketika engkau mentaati Zat Yang Maha Terpuji. Bukan pula pada pakaian yg baru dan pelayanan seorang hamba, namun pada saat engkau mentaati Yang Maha Agung (Allah SWT ).

Pencerahan : Jangan putus asa. Mencoba itu, memang, lambat.
Dan, kan ada penghalang yg menghadang cita-cita itu.
Maka, jangan pernah kalah olehnya

Tuesday, August 14, 2007


Bertamu dan Menerima Tamu

Sudah tidak asing lagi bagi kita untuk bertamu, dan menerima tamu. Nampaknya mudah saja untuk bertamu tinggal datang, begitu juga untuk menerima tamu. Namun rupanya ada beberapa adab dalam bertamu maupun menerima tamu, hal ini untuk menjaga sikap saling menghargai satu sama lain.

Beberapa Adab bertamu yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Niat
Setiap tindakan manusia sangatlah ditentukan oleh niatnya. Niatlah yang dapat membedakan suatu perbuatan, bernilai manfaat atau tidak. Demikian hendaknya jika kita ingin bertamu, maka perlu lah kita berniat, apakah niat kita untuk bertamu tersebut, apakah hanya sekedar silaturahmi, apakah ingin menginap dan sebagainya.
“Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu dengan niat dan setiap orang tergantung pada apa yang ia niatkan” (HR. Bukhari, Muslim dan selain keduanya).

2.Memberitahukan Kedatangannya

Hendaknya, apabila ingin bertamu, beberapa hari sebelumnya memberitahu perihal kedatangannya, dan lebih bagus lagi jika diberitahukan pula niat kedatangannya tersebut. Apakah hanya untuk sebentar saja ( silaturahmi) ataukah untuk beberapa hari, demikian hendaknya diberitahu tanggal kedatangannya. Hal ini amatlah perlu, agar orang yg kita datangi tersebut mempersiapkan diri sebaik²nya, juga untuk menghindari kekecewaan, karena boleh jadi jadwal tetamu yg kita pasang tersebut, bersamaan dengan jadwal acara orang yg akan kita datangi.

Pemberitahuan ini, bisa melalui telephone, ataupun surat. Demikian pula halnya, apabila ternyata kedatangan tersebut tidak jadi, maka hendaknya, segera memberitahu
orang yg akan kita datangi, agar ia tidak menunggu², atau jika orang tersebut mempunyai hajat yang lain, ia bisa segera melaksanakan hajat tersebut tanpa harus membatalkannya sama sekali.

3. Mengucapkan Salam Ketika Bertamu

Ketika seorang tamu datang bertamu, hendaklah ia mengucapkan salam, Assalamualaykum wr.wb, yang diucapkan maksimal 3 kali. Apabila dari dalam rumah tidak ada jawaban, maka kembali pulang ke rumah. Selain salam, bisa juga dengan mengetuk pintu, atau memencet bel, maksimal 3 kali, jika tidak ada yang datang membukakan pintu setelah ketukan (bel) ketiga, maka hendaklah ia pulang. Adab mengucapkan salam dan mengetuk pintu atau memencet bel, haruslah dilakukan, sekalipun pintu rumah orang yang bersangkutan dalam keadaan terbuka.

Hendaklah orang yang bersangkutan tersebut berdiri di sebelah pintu dan tidak menghadap ke arahnya, ini hanyalah dengan maksud adab kesopanan, sehingga tamu tersebut tidak langsung melihat ke dalam isi rumah.

4. Menyebutkan Nama
Apabila telah terdengar jawaban Walaykumussalam wr.wb, atau terdengar suara orang bertanya siapa, segeralah sebutkan nama dengan jelas, dan maksud kedatangannya. Seandainya pemilik rumah (orang yg didatangi ) berkeberatan akan kedatangannya, maka hendaklah ia pulang kembali, jika memang harus meninggalkan pesan, maka pesan tersebut bisa dititipkan kepada sipenerima tamu tadi.

5. Jangan Masuk, sebelum diijinkan
Jika yang menerima wanita, sedang yang bertamu seorang pria, hendaklah ia tidak langsung masuk, sebelum sang wanita tersebut meminta ijin kepada suaminya atau mahramnya. Hal ini untuk menghindari fitnah. Sebagaimana yang dijelaskan : Amr berkata, "Rasulullah melarang kami meminta izin untuk menemui wanita tanpa mendapat izin dari suaminya"(Riwayat Ahmad )

6. Menunggu hingga dipersilahkan
Janganlah langsung duduk, di ruang duduk tersebut, sebelum pemilik rumah mempersilahkan duduk. Apabila pemilik rumah yg bersangkutan telah datang, dan mempersilahkan duduk barulah duduk.

7. Mengucapkan Salam Kepada Pemilik Rumah
Pengucapan salam yg kedua ini, tentunya diucapkan jika yang membukakan pintu sebelumnya, bukanlah orang yg kita maksudkan, misalkan pelayan atau istri sang tuan rumah. Maka ketika yang bersangkutan datang, ucapkanlah kembali salam Assalamualaykum wr.wb sambil menyodorkan tangan ke arahnya, dengan wajah berseri². Sebagaimana yg dijelaskan Rasulullah SAW, bahwa, "Hak seorang Muslim kepada Muslim lainnya ada enam perkara". Beliau ditanya:"Apa itu ya Rasulullah?" Beliau Menjawab :"Jika engkau berjumpa dengannya, hendaklah mengucapkan salam....."(Riwayat Muslim)

8. Janganlah langsung minum sebelum dipersilahkan
Apabila dalam bertamu, disuguhkan minuman dan makanan hendaklah menunggu, sang tuan rumah untuk dipersilahkan meminumnya, dan setelah itu berdoalah dengan doa sebagai berikut :
"Ya Allah, ampunilah dosaku dan rahmatilah dia dan berkahilah rizki yang Engkau berikan kepadanya" ( Riwayat Muslim dan Ahmad ).

9. Dianjurkan untuk Memberikan sedikit Buah Tangan
Penganjuran ini, tidaklah wajib. Semata² hanya sebagai ungkapan kasih sayang kepada orang yang kita kunjungin. Rasulullah SAW bersabda :“Berilah hadiah di antara kalian, niscaya kalian akan saling mencintai” (HR. Bukhari dalam Al-Adabul-Mufrad 594). Datang tanpa pemberian apa² tidaklah menjadi masalah, karena sebenarnya kedatangan tersebut pun sudah merupakan hadiah bagi si pemilik rumah, lebih² jika jarang
bertemu.

10 Segera Kembali, apabila urusan telah selesai
Apabila semua maksud yang telah diniatkan di awal bertamu telah terlaksana, maka hendaklah segera pulang ke rumah. Hal ini semata² hanya agar tidak memberatkan si pemilik rumah, sekaligus juga sebagai perwujudan efektifitas waktu.“Apabila salah seorang diantara kamu telah selesai dari maksud bepergiannya, maka hendaklah ia segera kembali menuju keluarganya” (HR. Bukhari dan Muslim).

11. Tidak Menceritakan Aib Sang Tuan Rumah
Ketika bertamu, kadangkala menjumpai hal² yang kurang berkenan, atau melihat aib tuan rumah. Jika demikian, hendaknya tamu tidak menceritakannya kepada orang lain, kecuali untuk meminta nasehat. Sebab hal tersebut termasuk ghibah.

(Bersambung )

Wassalam,
Ibu RT


Bertamu dan Menerima Tamu 2

Memuliakan tamu termasuk tanda keimanan seseorang, bagian sopan santun dalam berislam serta akhlak para nabi dan orang² shalih. Dari Abu Hurairah ra. menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :".......Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya" (h.r Bukhari dan Muslim )

Adapun Adab menerima tetamu tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mencatat Kedatangannya di dalam Buku Jadwal
Apabila ada seorang teman, saudara, tetangga yang ingin berkunjung ke rumah, dan ia memberitahu perihal kedatangannya. Sebaiknya mencocokan tanggal kedatangan tamu tersebut, agar tidak bentrok dengan jadwal yang ada, lalu catatlah tanggal kedatangannya di dalam buku untuk menghindari kealpaan ( lupa ). Untuk wanita ada baiknya, sebelum menyetujui kedatangan tetamu tersebut, mintalah ijin terlebih dahulu kepada suami atau mahram.

2. Memberitahukan jika Berhalangan
Jika ternyata ada sesuatu hal yang teramat penting bersamaan dengan kedatangan tamu tersebut, sebaiknya segeralah memberitahukan orang yang akan bertamu, agar orang tersebut bisa merubah jadwal kedatangannya dilain waktu. Jangan sampai tamu tersebut datang, tapi si penerima tidak ada di tempat, padahal sebelumnya telah membuat janji terlebih dahulu.

3. Menjawab Salam, ketukan pintu, ataupun bel
Dari Abu Hurairah ra. ia berkata aku mendengar Rasulullah SAW bersabda "Hak orang muslim terhadap Muslim lainnya ada lima : Menjawab salam............."( Riwayat Bukhari )

4. Menanyakan identitas Tamu
Menanyakan nama, dan keperluan dari sang tamu tersebut. Apabila yang membukakan pintu, atau menjawab salam adalah seorang wanita, maka hendaknya ia memberitahukan suaminya / mahramnya terlebih dahulu. Apabila tamu yang datang adalah orang yg tidak disukai oleh suami, dan sang suami enggan menerimanya, maka sebaiknya tidak dijinkan masuk. Namun apabila suami atau mahram tersebut mengijinkannya, maka suruhlah tamu tersebut masuk dan duduk di tempat yg telah disediakan.

5. Mengucapkan Salam dan Menyambut dengan Berseri
Ucapan salam yg kedua ini, apabila yang membukakan pintu sebelumnya adalah istri. Maka ucapkanlah salam dengan wajah berseri² Walaykumussalam wr.wb. Sambil memberikan tangan untuk menjabat tangannya, atau memeluknya (bila sesama jenis atau mahram), terutama bagi tamu yang datang dari jauh.

6.Tidak Memasukan tamu lain Jenis
Jika tamu laki², sedangkan tuan rumahnya wanita, hendaklah tidak segera diijinkan masuk, sebelum memberitahu suami (mahramnya), supaya tidak terjadi fitnah.

7. Menjamu Tamu sesuai Kemampuan
Hendaklah dalam menjamu tamu sesuai dengan kemampuan, jangan sampai membebani diri sendiri, lebih² sampai berhutang kepada orang lain, atau sebaliknya karena ingin memuliakan tamu hingga berlebih hidangan yang ada, sehingga menjadi sia² (mubazir). Hal ini terlarang karena tidak sesuai dengan sunah Rasulullah.

Jika hidangan telah tersedia, maka segera persilahkan tamu tersebut menikmatinya, jangan biarkan dia menunggu lama, disebabkan keasyikan bercerita ( bercakap ). Jangan terburu² membersihkan piring atau gelas sebelum jelas terlihat kesudahan dari tamu tersebut.

8. Mengantar Tamu Pulang
Apabila maksud tamu tersebut sudah selesai dan sang tamu ijin untuk pulang, maka hendaklah mengatakan, terima kasih atas kedatangannya, karena ketahuilah teman, setiap tamu yang datang itu, ia datang dengan membawak berkah. Dan mintakanlah maaf, apabila dalam sesuguhan yang disediakan ada yang kurang berkenan.

Setelah itu, antarkanlah tamu tersebut hingga depan pintu, atau pagar, lalu menunggu hingga tamu benar² berlalu.

Yang perlu diperhatikan bagi sang tamu ataupun bagi penerima tamu, bahwa hak tamu itu adalah 3 (tiga ) hari, sedang selebihnya adalah sedekah. Di hari pertama, tuan rumah berkewajiban menlayaninya dengan istimewa, tentunya tanpa berlebihan dan sesuai kemampuan. Hari kedua dan ketiga, tuan rumah bisa memberikan makanan sebagaimana ia makan. Dan dihari berikutnya termasuk sedekah.

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah memuliakan tamunya sebagai jaizah baginya"Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah apa itu jaizah ?"Beliau menjawab "Satu hari satu malam" Selanjutnya Beliau bersabda, "Hak tamu untuk dilayani adalah tiga hari, adapun sesudah itu adalah sedekah"( Muttafaqàlaih)

Sedang di hadis lain yg diriwayatkan oleh Abu Syuraih Al-Ka`bi, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :"Bertamu it tiga hari. Yang menjadi hadiah adalah satu hari satu malam. Sedangkan segala yg diberikan setelah hari tersebut merupakan sedekah. Dan tidak diperbolehkan baginya berdiam bersamanya ( menginap, sehingga dia dipersempit" ( HR. An-Nasaì, Ibnu Majah, dan Tirmidzi )

(catt : Majalah keluarga islami /NIKAH hal:20-22), ( Fiqih Wanita/Syaikh Kamil Muhammad Ùwaidah, hal : 702 ) ( Hadits Arbain An-Nawawi, hal :26 ) (my Quran :info Google)

Marilah kita bersama² menghormati tetamu yang datang, sebagai bukti keimanan kita kepada Allah SWT dan hari Akhir.

Wassalam,
Ibu RT


Jangan Pacaran

Setiap pemuda pemudi jaman sekarang sudah tidak asing lagi dengan yg namanya "Pacaran"yakni sebagai suatu proses dalam penjajakan diri, guna mengenal kebiasaan dan karakter calonnya nanti.Padahal cara yg ditempuh ini tidak menjamin seseorang untuk bisa mengenal pasangannya 100%. Sebab biasanya sang pemuda atau pemudi tadi akan saling menunjukan sikap manis dan baiknya saja.

Mari kita lihat dalam dunia nyata saat ini. Berapa banyak pemuda pemudi berpacaran, saling berdua²an di tempat yg gelap, lalu mereka pun sampai pada hubungan yg lebih jauh hingga hamil sebelum keduanya menikah. Yang bukan saja telah terjadi suatu dosa yg teramat besar, tp akan lebih celaka lagi jika keduanya sepakat untuk menggugurkan kandungan.

Berapa banyak pemuda dan pemudi berpacaran 5 thn lamanya, namun ketika mereka menikah, kenyataan kebahagiaan yg diimpikan itu sirnah, karena pasangan yg semula dikenal, ketika menikah menjadi begitu asing, disebabkan begitu banyak sifat² lain yg sebelumnya tak ada bermunculan, dan berapa banyak dunia pernikahan gugur berjatuhan, gagal, padahal mereka menikah dengan pilihannya sendiri, Dan berapa banyak orang tua yang harus menanggung malu, sehingga mereka harus segera menikahkan anak gadisnya yg sudah terlanjur berbadan dua itu, masih banyak lagi contoh lain yg bisa kita jumpai di dunia masyarakat kita yg kita sebut modern ini.

Herannya lagi para orang tua, tidak merasa khawatir, membiarkan anak gadisnya pergi berduaan dengan kekasihnya. Bahkan mereka senang, karena sekarang anak gadisnya sudah dewasa, dan memiliki seorang kekasih, bahaya yg mengintai, yg bisa saja muncul tidak diperhitungkannya sama sekali. Ingatlah akan firman Allah SWT yg berbunyi :"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk" (Al-Israa`:32)

Memang tidak semua pemuda pemudi yg berpacaran melakukan hal² yg jauh, namun bagaimana pun jua, islam tidak membenarkan adanya hubungan dengan cara berduaan (berkhalawat) antara wanita dewasa yg sudah baligh dengan pria dewasa yg sudah baligh, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran yg berbunyi : "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (An-Nuur:30 ), dan "Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya,.....( An-Nuur :31) Dari kedua firman Allah SWT tersebut sama² menyatakan untuk Menahan Pandangan baik bagi wanita maupun Pria, hal ini untuk mencegah terjadinya kontak yg dimulai dari pandangan mata lalu berlanjut kepada hubungan yg lebih jauh.

Di bagian surat yg lain Allah SWT mempertegas bahwa Ia mengetahui bahasa mata yg langsung mempengaruhi hati² manusia, sebagaimana dalam surah Al-Mu`min:19 yg berbunyi :"Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat[1318] dan apa yang disembunyikan oleh hati. " (Al-Mu`min :19 ) Sementara itu Rasulullah SAW bersabda, "Aku tidak meninggalkan sesudahku fitnah lebih berbahaya adalah perempuan untuk para lelaki"(Muttafaqunàlaihi) "Pada tiap²pagi ada dua malaikat yg berseru :"Celaka bagi lelaki dari perempuan, dan celaka bagi perempuan dari lelaki"( R.Ibnu Majah dan Al Hakim)

Oleh sebab itu apabila anak laki² kita sudah dewasa (baliqh) dan sudah ada keinginan hasrat yg muncul dengan lawan jenisnya serta telah mampu, maka bersegeralah untuk dinikahkan apabila Ia sudah memiliki calon pilihan, maka janganlan biarkan ia berlama² berteman (pacaran), sebagaimana sabda Nabi yg berbunyi :"Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan untuk menikah, maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan"( Muttafaqun Àlaih)

Sementara bagi pemuda yg sudah dewasa, dan telah berhasrat dengan lawan jenis, hanya belum mampu memberi nafkah, maka hendaklah ia berpuasa. Sebagaimana sabda Nabi yg berbunyi :"Dan barangsiapa di antara kalian yg belum mampu, maka hendaklah berpuasa. Karena, puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu"( HR.Bukhari Muslim,Ibnu Majah dan Tirmidzi) dan Imam Tirmidzi mengatakan, bahwa hadis ini berstatus hasan shahih.

Sedangkan bagi anak gadis yg telah dewasa (baligh) dan ia telah berhasrat kepada lawan jenisnya, maka hendaknya para orang tua segera mencarikan jodoh untuknya, atau jika anak gadis tersebut telah memiliki calon, maka hendaklah ia segera dinikahkan. Dalam memilihkan calon suami untuk anak, hendaklah pilihkan yg baik agamannya (diennya), karena orang yg memiliki dien(agama) yg baik, maka ia akan paham mengenai kewajiban² nya sebagai seorang suami dan ia akan memegang teguh amanat yg diberikan orang tua sang anak gadis kepadanya.

"Jika datang seorang lelaki yg engkau ridhai agamanya dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu)"(Riwayat Tirmidzi)

Demikianlah hendaknya para orang tua memperhatikan, aturan² hubungan antara pria dan wanita dewasa (baligh) terhadap anak² kita, karena anak ini adalah amanat Allah SWT yg dititipkan kepada para orang tua. Ingatlah akan firman Allah SWT yg berbunyi :"Hai orang² yg beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yg bahan bakarnya adalah manusia dan batu,........(At-Tahriim :6 )

Dan ingat pula para orang tua, akan dimintai pertanggung jawabannya terhadap apa² yg diamanati, terutama para suami sebagai pemimpin keluarga, sebagaimana sabda
nabi yg berbunyi :"Kamu semua adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya. Seorang imam(pemimpin) adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya"( HR.Bukhari, Fat-hul Bari no.583 dan Muslim no 1829 )

Demikianlah, jangan kita memandang apa yg salah dan terlarang sebagai sesuatu yg dibolehkan apalagi dipandang sebagai sesuatu yg modern. Ingatlah syetan terkutuk akan membuat apa² yg salah menjadi terlihat baik, agar manusia menempuh jalan yg dilarang Allah SWT.

Wassalam,
Ibu RT


Bahaya Ucapan

Seorang bapak mengajak anaknya untuk melihat kehalaman, "Wahai anakku, marilah kemari, lihatlah apa yang akan ayah tunjukkan kepadamu", maka sang anak pun mendekat. "Coba perhatikan baik² apa yang akan ayah lakukan", anak itu memperhatikan apa yang ayahnya lakukan dengan baik. "Ini adalah sebuah paku, paku ini akan ayah tancapkan ke kayu ini", maka sang ayah pun memakukan paku tersebut di kayu tok,tok,tok paku ditancapkan ke kayu. "Apa yg engkau lihat anakku ?" "Paku yg sudah tertancap di kayu, ayah" kata anaknya. "Betul, sekarang perhatikan, ayah akan mencabut paku ini kembali", maka sang ayah pun mencabut paku tersebut, dan kembali bertanya "Apa yang engkau lihat kali ini, anakku ?" tanya sang ayah. "Paku tersebut sudah dicabut ayah" jawab sang anak. "Lalu apa lagi yg engkau lihat anakku?" "Perhatikanlah apa yg terdapat di kayu tersebut" "Ha...iyah, ada lubang bekas paku ayah" jawab sang anak, "Benar sekali, ada lubang di kayu bekas paku itu menancap". "Mengertikah apa yang ayah maksudkan, anakku ?""Ada pelajaran yg bisa engkau ambil dari apa yang ayah kerjakan tadi" jawab ayah sang anak.

"Dengar anakku, jika engkau mengucapkan sebuah perkataan atau kalimat, maka apabila perkataan yg engkau ucapkan tadi menyakiti atau menyinggung hati seseorang, maka ia akan menancap bagaikan paku yg ayah tancapkan tadi di kayu. Sedang, seandainya engkau meminta maaf atau pun meralatnya, mungkin yg bersangkutan akan memaafkan, namun ia akan tetap teringat, apabila seseorang menyebutkan namamu, atau suatu keadaan, ah ya si fulan pernah berkata begini dan begitu dalam pikirannya, dan itu tidak akan hilang dalam ingatannya, bagaikan lubang di kayu tersebut, sekalipun paku sudah ditarik, namun masih berbekas.

Oleh sebab itu, berpikirlah terlebih dahulu, sebelum engkau mengucapkan suatu perkataan kepada orang lain. Agama Islam sangat berhati² dalam masalah perkataan ini, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muàdz bin Jabal ra. berkata, ........."Lalu Beliau bersabda, "Maukah kalian kuberi tahu kunci dari semua itu ?" Aku menjawab, "Mau, wahai Rasulullah." Maka Beliau menunjuk lidahnya seraya bersabda, "Kendalikan ini!" Aku bertanya, "Wahai Nabiyullah, apakah kami akan dimintai pertanggung jawaban dengan apa yg kami katakan ?" Beliau bersabda, "Celakalah engkau hai Muàdz! Bukankah yg menjerumuskan manusia ke dalam api neraka dg wajah tersungkur adalah akibat lidah mereka ?" (H.R Tirmidzi ) dan dia mengatakan ini adalah hadis hasan shahih )

Wahai anakku ketahuilah, sesungguhnya semua orang islam itu bersaudara, karena ia satu Tuhan (Allah SWT ), satu Nabi (Muhammad SAW ), dan satu kitab ( Al-Quran), oleh karena itu janganlah menyakitinya, sebagaimana yg diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Orang muslim adalah saudara bagi muslim yg lain, mk jangan berlaku aniaya kepadanya, jangan menelantarkannya, jangan membohonginya, dan jangan merendahkannya. Takwa itu di sini, (Beliau mengucapkan ini sambil menunjuk ke dadanya dan mengulanginya hingga tiga kali). Cukuplah seseorang dikatagorikan jelek apabila dia merendahkan saudaranya sesama muslim. Darah,harta, dan kehormatan setiap muslim adalah haram bagi muslim yg lain"(HR. Muslim )

Sedangkan Allah SWT sendiri telah mengharamkan kezaliman di antara sesama muslim, sebagaimana yg diriwayatkan oleh Abu Dzar Al-Ghifari ra. menerangkan bahwa Nabi SAW bersabda dari apa yg Beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza wa Jalla, sesungguhnya Dia (Allah) berfirman "Wahai hamba-Ku sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman kepada diri-Ku dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kamu. Oleh karena itu, janganlah kamu saling menzalimi"..........(HR. Muslim )

Marilah mulai sekarang, kita berusaha untuk menjaga setiap kata yg keluar dari lidah kita, jangan sampai kata² tersebut menyakiti ataupun menyinggung sesama saudara kita.

Wassalam,
Ibu RT


Tarbiyah Pertama

Seorang wanita masih muda, begitu marah terhadap guru pengajar anaknya, disebabkan anaknya bukan saja tidak naik kelas, tapi juga nakal sekali.

Kasus di atas sering sekali dijumpai di masyarakat kita, dimana orang tua telah merasa cukup menyerahkan anaknya kepada sekolah dan guru pengajarnya. Padahal kalaulah kita pikirkan, berapalah banyaknya perhatian yg dapat diberi seorang guru, untuk murid² yang jumlahnya tidak sedikit, belum lagi terbatasnya waktu mengajar dalam sehari. Namun sayang sekali, hal ini sering kali kurang disadari para orang tua murid, yg sering kali mereka merasa kecewa, karena merasa sudah mengirim anaknya ke sekolah yg diharapkan mampu mendidik anaknya dengan baik, ternyata di luar dugaan, belum lagi mereka merasa rugi, karena telah mengeluarkan uang yg tidak sedikit untuk mengirim anaknya ke sekolah tersebut. Lalu apakah sekolah dan guru tersebut dapat disalahkan 100% akan hasil yg diperoleh ?

Bicara masalah pendidikan atau tarbiyah, sebenarnya tarbiyah wajib diberikan oleh seorang ibu, mulai dari sang buah hati di dalam perut. Sang ibu tidak cukup mengkonsumsi makanan bergizi saja, tapi juga mulai dengan pendidikan awal, misalkan mengajaknya setiap kali akan pergi sholat fardu, membaca al-quran, pergi ke pengajian, dan mengajaknya bercakap cakap. Berdasarkan pengalaman seorang teman saya, ketika ia hamil, ia senang sekali menonton program sepak bola, dan ternyata sang anak pun senang sekali menonton program sepak bola.

Ketika seorang anak mulai beranjak dewasa, dan mengenal lingkungan masyarakat yg lebih luas (sekolah), maka ia mulai menyerap segala yg ia terima dari bangku sekolahnya dan lingkungan sekitarnya, hanya sayangnya hal itu diterima dalam waktu dan perhatian yg sangat terbatas. Waktu sang anak lebih banyak ia habiskan bersama orang tua mereka.

Marilah kita kembali melihat ke masyarakat, berapa banyak seorang ibu, yg tahu persis pelajaran apa saja yg diajarkan di sekolah ?, apakah anak²nya sudah membuat PR, kapan jadwal ulangan ? siapa teman² sekolah yg dekat dengannya ?, pelajaran apa saja yg ia sukai, dan ia tidak sukai ?, Sudah dapat mengajikah ia ? sudah dapat sholatkah ia? Mengapa ia tidak suka dengan pelajaran itu ? dan masih banyak lagi pertanyaan, yg terkadang terlewat dari perhatian.

Terkadang seorang anak harus menyelesaikan persoalannya sendiri, ia harus belajar membuat PRnya sendiri, ia harus menyimpan kesulitan terhadap pelajarannya sendiri, ia harus memendam setiap persoalannya, bahkan kegemilangannya yang mungkin itu adalah bakat awalnya hanya cukup sampai di situ, tanpa adanya suatu pujian dan motivasi dari orang tua yg bisa membuatnya lebih berkembang. Dan betapa bingungnya ia ketika orang tuanya memarahinya jangan begini dan begitu, tapi apa yg dilarang justru dilakukan oleh orang tuanya.

Duhai para orang tua, khususnya para ibu, janganlah kalian merasa puas menyerahkan 100% anak kalian kepada sekolah dan para guru, karena perhatian dan waktu yg dibutuhkan sang buah hati melebihi waktu yg diberikan dari bangku sekolah. Dan janganlah kalian melarang suatu perbuatan, jika apa² yang dilarang justru masih kalian lakukan, perhatikanlah buah hati tercinta, berikanlah waktu untuk buah hati kalian, karena boleh jadi, dalam waktu yg tidak engkau sangka² Allah SWT telah mengambilnya, dan saat itulah engkau akan merasakan, betapa ruginya kalian sebagai orang tua, karena tidak memiliki waktu dan perhatian untuk sang buah hati tercinta, amanat Allah SWT yg sangat mahal harganya.

wassalam,
Ibu RT


Dua Hal

Puji syukur kehadirat Allah SWT yg telah menyelamatkan kami sampai ke tempat tujuan. Atas ijin Allah SWT kemarin kami sampai ke kota yg sudah 2 tahun tidak kami kunjungi. Kota ini sedikit berubah dari pertama kali kami tinggalkan. Kami pun melihat tempat-tempat yg biasa kami kunjungi dan bersilaturahmi ke teman-teman kami.

Sampai suatu saat, ketika kami berjalan-jalan bersama teman suami, dan kami duduk di bangku pada suatu taman, yg biasa saya dan suami kunjungi jika jalan² di sore hari, datanglah seorang wanita yg masih muda.

Ia mengenakan baju muslimah dan jilbab, datang menghampiri kami, ia berkata :"Assalamualaykum wr.wb" kami menjawab :"Walaykumussalam wr.wb" Ia bertanya :" Maaf tahukah kalian dimana masjid ?, saya ingin sholat, saya ini seorang musafir". Suami dan sahabatnya segera memberitahu letak masjid dan bus menuju ke masjid tsb. "Masih satu jam lagi waktu zuhur", kata suami. "Alhamdulillah masih ada waktu mencarinya, terima kasih atas pentunjuk jalannya" kata wanita tsb. Lalu ia segera berlalu dari situ.

Teman suami pun berujar, "Subhanallah tahukah kalian, bahwa ada dua hal yg selalu diingat seorang muslim apabila ia berkunjung ke kota lain?" "Pertama ia akan mencari dimanakah arah kiblat? oleh sebab itu seorang muslim jika berpergian ia senantiasa membawak kompas penunjuk arah kiblat. Dua, ia akan mencari dimanakah masjid, agar dia bisa menjalankan sholatnya, dan sudah pasti kiblatnya, oleh sebab itu ia senantiasa memperhatikan waktu² sholatnya, dan apabila ia tidak menemukan tempat sholat, ia akan sholat dimana pun ia berada, dengan mengarah ke kiblat."

Kami pun segera beranjak meninggalkan tempat duduk di taman tsb, lalu menuju halte bus, guna menuju ke tempat sholat, masih ada waktu untuk berjalan ke sana.

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' "(Al-Baqarah:45 )

Wassalam,
Ibu RT


Timbangan

"Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya[1024], maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya[1025], maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam"(Al-Mu`minuun :102-103)

Saudaraku, dalam kehidupan ini sering dalam menjalankan perintah² yg diwajibkan Allah SWT terasa berat, padahal perintah tsb adalah demi kebaikan kita sendiri. Contohnya saja, sholat fardhu lima kali dalam sehari, terasa berat padahal di dalam sholat itulah kesempatan kita berkomunikasi dengan Allah SWT. Syaum Ramadhan itu berat, karena harus menahan lapar dan haus, padahal dengan syaum tersebut, kita bisa melatih diri menahan kesabaran, merasakan penderitaan saudara² kita yg kelaparan. Bagi sebagian para muslimah mungkin terasa berat, manakala harus menutup aurat dengan mengenakan jilbab, di tengah-tengah kehidupan yg serba mode ini. Membaca al-quran itu berat, mungkin akan lebih ringan bila membaca majalah, novel, atau koran. Bersedekah itu berat, terkadang kita malah mengeluarkan uang 1000 rupiah yg sudah lusuh, padahal ada 1000 rupiah yg masih bagus, menahan marah itu berat, demikian pula dengan bersabar. Meminta maaf mungkin lebih mudah daripada memberi maaf dan melupakan kesalahannya dan tidak mengingat ingat kesalahan itu lagi. Menuntut ilmu juga berat, terlebih lagi istiqomah.


Saudaraku, ketahuilah semua amalan yg Allah SWT wajibkan tapi terasa berat, padahal sesungguhnya ia mengandung jumlah pahala yg tidak terkira banyaknya, apabila dikerjakan dengan ikhlas. Oleh sebab itulah saat di akherat nanti justru amalan - amalan tersebutlah yang dapat memberatkan timbangan, karena ia memiliki suatu nilai di sisi Allah SWT.

Sementara amalan yg terasa ringan, seperti bergosip, berprasangka buruk, meninggalkan sholat dengan mudahnya tanpa rasa takut, makan segalanya tanpa melihat halal haramnya, berbangga diri, tidak menunaikan syaum Ramadhan, tidak membaca Al-Quran, mengumbar amarah dengan mudah, itu semua tidak memiliki nilai pahala sama sekali, sekalipun dilakukan dengan ikhlas. Oleh sebab itu pulalah, semua amalan-amalan ini pun di akherat nanti, tidak akan bisa memberatkan timbangan, dia ringan sama ringannya dengan nilainya di mata Allah SWT.

Dari renungan di atas, marilah kita berusaha mengerjakan amalan-amalan yang bisa memberatkan timbangan kita nantinya di akherat, sekalipun saat di dunia ini, terasa berat dalam melaksanakannya, karena banyaknya godaan dalam mengerjakannya.

Wassalam,
Ibu RT


Pandangan Manusia

Ada empat pandangan pada manusia, yaitu pandangan mata, pandangan akal, pandangan napsu dan pandangan hati.

Pandangan Mata

Pada pandangan ini, seorang hamba hanya akan melihat apa yg terlihat secara zahir (jelas) saja. Ia melihat seseorang dari apa yg ditampilkannya saja, misalkan saja seseorang masih bisa menutupi rasa sedih yg dideritanya dengan senyuman, sehingga orang tidak tahu kalaulah yg bersangkutan tsb sedang dalam keadaan sedih.

Biasanya orang seperti ini, ia hanya mengadukan segala permasalahannya kepada Allah SWT, ia limpahkan apa yg menyesakan hatinya, dengan desahan air mata, hanya Allah SWT yg mengetahui apa yg dideritanya. Sebagaimana firman Allah SWT yg berbunyi :"Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam[1455]. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati" (Al-Hadiid : 6 )

Pandangan Akal
Pada pandangan ini, seorang hamba biasanya menerka suatu permasalahan yg dirasa atau pun yg dihadapinya dengan analisanya saja, tidak jarang, seorang hamba terperosok kedalam prasangka yg tidak baik ( Zhan ). Seorang istri berprasangka terhadap suaminya dengan prasangka yg terkadang dibuat dan diperbesar sendiri, misalkan : ketika ia pergi dengan Bus, sang istri melihat suaminya sedang menunggu Bus di Halte dengan seorang wanita yg ketika itu ia lihat sedang bercakap-cakap dengan suaminya, maka timbulah prasangka bahwa suaminya telah mempunyai wanita lain, ketika sang suami pulang, maka langsung seretetan panjang tuduhan mengalir begitu saja tanpa memberi kesempatan pada sang suami untuk menjelaskan, begitu juga suami tak menutup kemungkinan untuk berprasangka tidak baik pada istrinya, adik dengan kakak, kakak dengan adik, teman dengan teman.

Allah SWT sendiri memberi peringatan agar manusia menjauhi sikap ini, ditegaskan terlalu banyak prasangka sangatlah potensial jatuh ke dalam dosa. Sebagaimana firman Allah SWT yg berbunyi "Hai orang-orang yg beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa..."(Al-Hujurat :12 )

Bahkan Rasulullah SAW menegaskan :"Hendaklah kalian menjauhi prasangka (Zhan), karena merupakan perkataan paling dusta"(Riwayat At-Tirmidzi, hasan sahih)

Lantas bagaimanakah sebaiknya sikap kita? Berusahalah berpikiran positip terhadap segala hal,walau terkadang tidak mudah untuk selalu berpikir positip, karena itu perlu proses pelatihan diri untuk bisa berpikir positip. Informasi yg diterima sebaiknya jangan langsung dipercaya, harus diuji terlebih dahulu kebenarannya dengan komunikasi secara baik, bisa juga meminta petunjuk dari Allah SWT.

Satu lagi yg perlu diingat, Suuzhzhan atau prasangka, tidaklah mampu mengantarkan pada suatu kebenaran sedikitpun "Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran[690]. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan"( Yunus :36)

Begitu kita terlanjur suuzhzhan, akan tergiring pada perilaku jelek lainnya, seperti mulai mencari-cari kesalahan yg sebenarnya belum pasti kebenarannya. Allah SWT berfirman "....dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan pihak lain....."( Al-Hujurat:12 )

Demikian bahayanya virus suuzhzhan ini melanda manusia, ia bagaikan virus flu yg bisa menyerang siapa saja, baik yg muda, tua, miskin maupun kaya. Mari kita berusaha melatih diri untuk tidak bersuuzhzhan kepada siapa pun.

Pandangan Napsu
Jenis pandangan yg ketiga ini sangatlah berbahaya. Bagaikan minum air laut, makin diminum akan semakin haus, melulu dan tidak pernah merasa puas.

Pandangan napsu, biasanya terhadap yg berbau keduniawian terkecuali napsu untuk sesuatu yg diridhoi Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT :"....karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang" ( Yusuf :53)

Napsu yg diridhoi Allah SWT, seperti napsu untuk menuntut ilmu, napsu dalam segala hal kebaikan. Abu Muhammad Abdullah binÀmru bin AlÀsh ra. berkata Rasulullah SAW bersabda,"Tidak sempurna iman seseorang dari kalian sehingga hawa napsunya tunduk mengikuti yg telah aku bawak"(Hadis shahih, diriwayatkan dlm kitab Hujjah yg disusun oleh Abu Alfath Nashr ibnu Ibrahim Al Maqdisy dg sanad shahih)

Pandangan Hati
Pandangan ini adalah yg hakiki (pandangan yg sebenarnya), biasanya ia muncul hasil dari proses pelatihan diri dari pandangan selalu positip, dan membersihkan hati, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Seseorang yg senantiasa menjaga hatinya selalu bersih, tidak terkotori oleh penyakit² hati, maka pandangannya akan selalu pada kebenaran-kebenaran, dan biasanya tidak jarang orang yg memiliki hati bersih ini firasatnya tajam sekali.

Jika kita melihat firman Allah SWT yg diriwayatkan dalam hadis Bukhari yg berbunyi :".....Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekati Aku dengan ibadah sunah, sehingga Aku mencintainya, maka ketika Aku mencintainya Aku menjadi pendengarannya yg ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yg ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yg ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yg ia gunakan untuk berjalan. Seandainya ia meminta kepada-Ku, niscaya akan Ku beri dan seandainya ia memohon perlindungan-Ku pasti Aku melindunginya"(hr.Bukhari)

artinya, hamba Allah SWT itu akan senantiasa dilindungi Allah SWT , sehingga tidaklah heran jika hamba Allah SWT ini firasatnya tajam.

Sebaliknya, seorang hamba yg hatinya kotor, pandangan bukan lagi kebenaran, melainkan akan muncul segala macam prasangka atau suuzhzhan.

Semua itu tidaklah mudah, semua membutuhkan proses perbaikan diri dari orang yg bersangkutan. Marilah kita berusaha memperbaiki diri agar terhindar dari segala jenis prasangka atau suzhzhan tadi.

"Ya Allah, sesungguhnya Engka Maha Pengampun dan Penyanyang dan yg suka memberi ampunan, maka ampunilah aku"( HR.Tirmidzi) catt: ini doa pd malam lailatul qadar.

Yang benar hanya Allah SWT semata, sedang yg salah datangnya dari diri pribadi.

Wassalam,
Ibu RT


Salah Satu Kebesaran Allah SWT

Dua hari yg lalu, hujan mengguyur kota kami, dari pagi hingga sore hari. Ketika sore hari, hujan pun mulai berhenti, dan matahari mulai bersinar kembali. Tiba² anakku berteriak, "Pelangi.., mama!" Kami berlari melihat ke kaca, Subhanallah.., nampak tiga warna yang menghias langit dengan bentuk melengkung, warna itu merah, kuning, dan hijau. Subhanallah..., saya berkata indah sekali, ini adalah yg ketiga kalinya pelangi muncul di kota kami.

Lalu saya mencoba merenung, mengapa Allah SWT tidak memberikan warna lain untuk pelangi ini dengan warna coklat, ungu, dan abu-abu misalkan, tapi kembali saya menemukan jawaban dari pertanyaan saya, tentu saja, karena Allah SWT itu Maha Indah, Ia suka akan keindahan.

Subhanallah, kedua kalinya saya berujar, kalaulah di dunia saja penciptaan pelangi sudah sedemikian indahnya, bagaimanakah penciptaan di akherat nantinya. "Ya Allah SWT ini adalah bukti nyata akan kebesaran-Mu, ini adalah ayat-ayat lain yg Kau buktikan untuk menunjukkan kebesaran-Mu, semoga hamba ini menjadi saksi akan kebesaran-Mu"

Tiba-tiba renungan saya terbuyar, karena teriakan sikecil, "Mama, pelangi ilang...", ah yah...pelanginya sudah pergi sayang...., nanti datang lagi yah.

"Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan,Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" ( Ar-Rahmaan : 27-28 )

Wassalam,
Ibu RT

Rumah Masa Depan

Siapa yang tidak ingin memiliki rumah sendiri, dapat bebas mendekorasi sendiri sesuai dengan keinginan, dapat beristirahat sehabis pulang bekerja dan beraktifitas.

Hampir setiap tahunnya pameran pameran rumah selalu diadakan. Mulai dari rumah sederhana dengan harga rendah, sampai rumah mewah dengan harga tinggi. Semua itu tergantung selera dan kemampuan konsumen yg ingin membeli rumah tersebut.

Cara manusia untuk mendapatkan rumah pun bermacam macam, ada yang membeli dengan cara kontan, ada yang menyicil. Semua itu demi memiliki sebuah rumah idaman.

Ada manusia yang merasa bangga memiliki dan mendiami rumah mewah, yang serba lux sehingga terkadang tanpa sadar ia menjadi sombong. Ada pula manusia yang merasa sedih karena hanya memiliki dan mendiami rumah sederhana, yang serba pas pasan untuk didiami, sehingga ada rasa mengeluh dalam hatinya. Bahkan ada pula yang lebih sedih lagi, karena sudah bekerja siang dan malam, namun gaji yang diperoleh hingga kini belum dapat terbeli sebuah rumah pun.

Demi mendapatkan semua itu, orang rela menabung keping demi keping uang yang dihasilkan dari hasil keringatnya, bahkan ada yang rela mengutang dengan Bank, demi tercapai sebuah rumah idaman.

Apa pun judulannya, rumah adalah sebuah impian. Sebenarnya masing masing manusia tidak perlu terlalu bersedih, maupun terlalu bergembira. Sebab masing masing sudah pasti mendapatkan sebuah rumah, baik rumah sementara maupun rumah abadi.

Rumah sementara setiap manusia ukurannya tidak lebih dari badan masing masing orang. Sedang kondisi rumah sementara dan rumah abadi tergantung dari usaha masing masing orang selama hidup. Rumah seperti apakah yang dimaksud ?

Rumah Sementara adalah Kubur, setiap manusia yang lahir ke dunia ini, sudah dapat dipastikan akan memiliki rumah kubur, baik yang meninggal saat baru dilahirkan, remaja, dewasa, ataupun yang sudah tua. LT ( Luas Tanah ) dan LB ( Luas Bangunan ) tergantung masing masing orang, termasuk kondisi dari kubur tsb, tergantung dari amal perbuatan semasa hidup.

Ada orang yang semasa hidupnya rajin membaca Al-Quran, Tahajud, amalan baik, maka rumah sementaranya akan dirasakan lapang, terang, dan nyaman dan tidak sunyi. Sedangkan untuk orang yang semasa hidupnya malas dari itu semua, maka sudah barang tentu kondisinya akan dirasakan sebaliknya.

Gambaran rumah sementara, adalah menjadi cermin dari rumah abadi. Rumah abadi ini bisa lebih bagus dari rumah sementaranya, bisa juga lebih buruk dari rumah sementaranya.

Oleh sebab itu, bagi siapa pun juga, yang belum memiliki rumah, yang baru memiliki rumah sederhana, atau sewaan, atau yang mewah sekalipun. Sadarlah, bahwa rumah di dunia ini akan ditinggalkan, dan berpindahlah ke rumah sementara yakni kubur, setelah itu kita semua akan dibangkitkan, dan kembali kita berpindah ke rumah abadi masing masing.

Semoga Allah SWT menempatkan kita semua di rumah abadi yang indah, besar, dan penuh pesona dan serba lux, lebih lux daripada rumah kita di dunia ini..........amiiin

Ayo kerja keras, demi rumah masa depan kita, demi rumah abadi kita di kampung akherat nanti.

(Az-Zukhruf : 70 - 72 )
Masuklah kamu ke dlm surga, kamu dan istri istri kamu digembirakan. ( Az-Zukhruf:70)
Diedarkan kpd mereka piring2x dr emas, dan piala2x dan di dlm surga itu terdpt segala apa yg diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.(Az-Zukhruf:71)
Dan ituah surga yg diwariskan kepada kamu disebabkan amal2x yg dahulu kamu kerjakan.(Az-Zukhruf:72)

Wassalam,
Ibu RT

Adzan

Suara adzan berkumandang, tanda panggilan bagi setiap muslim untuk mengerjakan sholat, menghadap dan berkomunikasi dengan Allah SWT.

Setiap orang pasti sudah tahu bagaimana cara menjawab adzan tsb, berdoa setelah selesainya. Tapi apakah setiap orang sudah melaksanakannya. Tapi kenyataannya, ketika suara adzan berkumandang, bersamaan itu pula, kita sibuk dengan kegiatan kita, adzan ya adzan tapi kita masih terus mengetik dan duduk di depan komputer mengerjakan tugas kantor, adzan ya adzan, tapi kita masih terus menjawab bukan menjawab panggilan adzan tapi menjawab pertanyaan teman di telp atau pun teman yg saat itu datang ke rumah, adzan ya adzan tapi kita masih sibuk memasak atau mencuci piring.

Kesibukan pekerjaan atau apapun yg dilakukan seiring adzan, otomatis membuat kita tidak mendengarkan seruan adzan tsb, tahu tahu adzan sudah selesai, tapi pekerjaan masih jg belum selesai.

Kalo dipikir pikir, panggilan adzan itu sangatlah manusiawi, karena Allah SWT menyerukan manusia untuk mengerjakan sholat dengan seruan pula, bukan dengan lonceng atau bell. Jadi harusnya kita bangga dipanggil dengan seruan bukan dengan bunyi bunyian.

Kalo dipikir pikir lagi nih, kita diminta untuk mendengarkan lagu Indonesia raya dengan khikmad, bahkan kalo hari kemerdekaan di istana merdeka, hadirin diminta untuk berdiri guna menghormati lagu kebangsaan tsb. Nah masa seruan adzan untuk berkomunikasi dengan Allah SWT tidak kita dengarkan dengan khikmad ?

Yuk ah, kita dengarkan suara adzan, kita jawab panggilannya, lalu kita kerjakan sholat sebagai pemenuhan seruan adzan tsb.

Wassalam,
Ibu RT

Berwudhu

Diriwayatkan oleh imam Malik dan perawi lainnya, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda :

"Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu, lalu ia membasuh wajahnya, maka akan keluar dari wajahnya itu setiap kesalahan (dosa) yg dilihat oleh kedua matanya bersamaan dg air atau tetesan air terakhir. Sehingga ia keluar dari berwudhu dalam keadaan bersih dari dosa"

Juga dari Abdullah Ash-Shanaji Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah telah bersabda :

"Apabila seorang hamba berwudhu, lalu berkumur, maka dikeluarkanlah (dihapuskan) kesalahan -kesalahan itu dari mulutnya. Apabila memasukkan air ke rongga hidung, maka keluarlah kesalahan -kesalahan itu dari hidungnya. Apabila ia membasuh wajahnya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan yg pernah ia perbuat dari wajahnya, shg kesalahan -kesalahan yg pernah terjadi keluar dari bawah tempat tumbuhnya rambut dari kedua matanya. Apabila ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari kedua tangannya, shg kesalahan yg pernah terjadi keluar dr bawah (celah) kukunya. Apabila ia mengusap kepalanya, maka keluarlah kesalahan-kesalahanitu dari kepalanya, shg kesalah -kesalahan tsb kedua telinganya. Apabila membasuh kedua kakinya, shg keluarlah kesalahan kesalahan tsb dr kedua kakinya, shg kesalahan yg pernah ia lakukan keluar dari bawah kuku kuku kedua kakinya. Kemudian perjalanannya ke masjid dan shalatnya merupakan nilai ibadah tersendiri baginya" (HR. Imam Malik, An-Nasai, Ibnu Majah dan Al-Hakim )

Agar wudhu kita terasa kebersihannya, saat berwudhu berdoalah kepada Allah SWT :
1. Saat membasuh telapak tangan, berdoalah "Ya Allah hilangkanlah dosa yg telah dilakukan oleh kedua telapak tangan hamba ini".
2. Saat berkumur kumur, berdoalah,"Ya Allah hilangkanlah dosa yg telah dilakukan oleh lidah dan mulut hamba ini".
3. Saat membasuh hidung (memasukan rongga hidung), berdoalah,"Ya Allah biarkanlah hamba mencium bau syurgaMu"
4.Saat membasuh wajah, berdoalah, "Ya Allah putihkanlah wajah hambaMu ini di akherat kelak, dan jangalah kau hitamkan wajah hamba ya Allah".
5. Saat membasuh lengan kanan, berdoalah, "Ya Allah, berikanlah hisab hisab hamba dari sebelah kanan".
6. Saat membasuh lengan kiri, berdoalah, "Ya Allah, jangan Kau beri hisab hisab hamba dari sebelah kiri".
7.Saat membasuh kepala, berdoalah, "Ya Allah, lindungilah hamba dari terik matahari di padang Masyar dg Arasy Mu ya Allah".
8. Saat membasuh kedua telinga, berdoalah, "Ya Allah, hilangkanlah dosa yg dilakukan oleh telinga hamba ini, dan lindungi dari pendengaran yg tidak berguna".
9. Saat membasuh telapak kaki kanan, berdoalah, "Ya Allah permudahkanlah hamba melintasi titian Siratul Mustaqqim".
10. Saat membasuh telapak kaki kiri, berdoalah, "Ya Allah tuntunlah hamba ke tempat tempat yg Engkau Ridhoi".

Doa2x di atas, semata mata dilakukan untuk merasakan kebersihan wudhu yg kita lakukan, shg kita senantiasa akan merasa bersih. Namun yg jelas, berdasarkan Hadist di atas, saat berwudhu, menyebabkan dosa dosa yg dilakukan oleh anggota wudhu pun berguguran, ibarat debu yg terhapus karena dibersihkan.

Sekarang mari kita masuk ke pengtafakuran dari berwudhu ini, umat Islam, mukmin atau pun muslimin, melakukan wudhu minimal 5 kali sehari, itu belum lagi ditambah apabila yg bersangkutan senantiasa memelihara wudhunya. Dapat dipastikan, wajah yg selalu dibasuh dg air saat berwudhu, otomatis akan senantiasa bersih dari dosa dan debu. Ibarat kaca yg setiap hari selalu dibersihkan, maka tak satu pun debu yg menempel di sana, apalagi jika dilakukan sehari 5 kali atau lebih.

Jadi tidaklah heran, apabila Allah SWT memberitakan di dalam Al-Quran, bahwa wajah seorang muslim itu berseri seri, sebagaimana disebutkan dlm surah Al-Qiyaamah:22 yg berbunyi :
"Wajah -wajah ( orang orang Mukmin ) pd hari itu berseri seri" ( Al-Qiyaamah : 22 )

Namun perlulah diketahui bahwa keberseri serian wajah seorang mukmin, bukan saja karena air wudhu yg telah menghilangkan setiap dosanya, namun jg karena kegembiraan akan hasil yg akan dia terima, sesuai dengan janji Allah SWT yg telah dikabarkanNya di dalam Al-Quran, sebagaimana yg disebutkan dlm surah Àbasa : 38 - 39 yg berbunyi :
" Banyak muka pada hari itu berseri seri, tertawa dan bergembira ria, (Àbasa : 38-39 )

Kabar apakah yg telah membuat orang mukmin bergembira ria, kabar tsb adalah kesenangan akan kehidupan di Syurga, sebagaimana yg disebutkan di dalam surah Al- Ghaasyiyah : 8 - 10 yg berbunyi :
"Banyak muka pada hari itu berseri seri, merasa senang karena usahanya, dalam Syurga yg tinggi " ( Al-Ghaasyiyah: 8 - 10 )

Duhai betapa beruntungnya kita sebagai seorang Islam, orang mukmin yg menegakan sholat dan selalu berwudhu, karena itu janganlah segan segan untuk memperbaharui wudhumu, dan peliharalah wudhumu.

"(yaitu ), pd hari ketika kamu melihat orang mukmin laki laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar dihadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka) pada hari ini ada berita gembira untukmu (yaitu ) Syurga yg mengalir di bawahnya sungai - sungai, yg kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yg besar" ( Al-Hadid : 12 )

Wassalam,
Ibu RT

Renungan 3

Anggap saja bahwa gambar tiga buah buku di samping ini adalah catatan amal perbuatan diri selama di dunia. Dan manakalah ajal seseorang telah datang, maka catatan amal perbuatan diri itu pun ditutup, usai sudah dan siap diberikan kepada si empunya untuk dipertanggung jawabkan.

Dalam hal ini orang tsb akan menerima catatan amal tsb dengan tangan kanan, atau dengan tangan kiri (dari belakang) tergantung amalnya di dunia sebagaimana yg dituliskan di dalam Al-Quran :

"Adapun orang yg diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah," (Al-Insyiqaaq : 7-8)

"Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak :"Celakalah aku" Dan dia akan dimasukan ke dalam api yang menyala ( neraka ) " (Al-Insyiqaaq:10-12)

Mengenai bentuk catatan amal perbuatan yg dicatat oleh kedua malaikat tentu berbeda tidak seperti yg kita bayangkan, karena di dalamnya terdapat komplit perbuatan manusia, mulai dari waktu, hari, tanggal, dan tempat, serta apa yg dilakukan. Kedua malaikat tsb terus mengikuti setiap perkataan, perbuatan manusia setiap harinya, dan mencatat tanpa ada yg lupa atau tertinggal. (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri" ( Qaaf :17 )

Di sini saya akan memberikan sebuah tips, bagaimana caranya agar semua amal perbuatan kita sehari hari dapat diperbaiki atau dipertahankan. Hal ini perlu mengingat manusia selalu memiliki sifat khilaf ( lupa ).

Caranya buat sebuah catatan di selembar kertas atau pun buku, lengkap dengan tanggal dalam sebulan. Catat apa saja yg sudah dilakukan di hari 1, baik itu amal buruk, maupun amal baik.

Di hari kedua, lihatlah catatan amal buruk, misalkan "Bergunjing" ( lingkari / stabilo ), dan lihat pula apa yg menjadi amal baik, misalnya sholat tepat waktu ( beri tanda ). Maka di hari kedua itu, berusahalah semaksimal mungkin untuk tidak melakukan bergunjing dan buatlah hal yg sama untuk amal baik, yakni sholat tepat waktu.

Jika di hari ke 2 amal buruk masih juga diulangi, kembali catat, dan beri note apa penyebab perbuatan buruk itu muncul lagi, misalkan datang seorang teman, yg tiba tiba membuka keinginan untuk bergunjing kembali.

Lakukan evaluasi setelah 1 minggu. Lihat berapa banyak amal amal buruk yg dilakukan ? apakah amal buruk yg dilakukan sama dari hari ke hari, atau berbeda beda ? Bagaimana jumlah amal buruk itu, makin berkurangkah atau semakin bertambah ?

Evaluasi juga dengan amal baik. Lihat berapa banyak amal baik yg dilakukan dalam seminggu ? semakin bertambahkah atau semakin berkurang ?

Dari cara di atas, kita bisa membayangkan jika dari catatan amal yg kita buat sendiri, amal buruk lebih aktif diperbuat daripada amal baik dalam seminggu, bisa dibayangkan bagaimana jika dalam kurun waktu seumur jatah hidup kita di dunia. Sudah berapa banyakkah amal buruk itu meningkat?. Itu baru catatan manusia, yang bisa dipastikan tidak lengkap, bagaimana dengan catatan kedua malaikat Allah SWT.

Berangkat dari itu semua, berusahalah semaksimal mungkin untuk terus memperbaiki diri.Dan jangan pernah lelah untuk selalu beristigfar, dan bertobat. Berharaplah selalu Allah SWT memberikan ampunanNya.

Percalah, Allah SWT selalu membukakan pintu tobat hingga nyawa merenggang dari badan, dan berapa pun besarnya dosa yang dimiliki hambaNya, pastilah Allah SWT akan mengampunkannya, asalkan ia bertobat dengan sungguh sungguh.

"Berlomba-lombalah kamu kepada ( mendapatkan ) ampunan dari Tuhanmu dan Syurga yg luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang - orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasulNya. Itulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa yg dikehendakiNya. Dan Allah mempunyai karunia yg besar" ( Al-Hadiid : 21 )

Wassalam,
Ibu RT