Sunday, November 25, 2007


Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

Saya teringat ketika saya sedang hamil 8 bulan. Saat itu seperti biasa saya melakukan sholat sunnah di pagi hari, entah mungkin bawak-an ibu hamil, setelah sholat saya tiba² ingin sekali makan pempe kesukaan saya.

Begitu inginnya, saya hampir saja telphone ke Indo untuk meminta ibu mengirimnya, tapi kemudian saya berkata dlm hati, "Bagaimana mungkin ibu mengirim makanan tersebut kemari, bisa² keburu basi dulu-an di jalan", lalu saya senyum geli sendirian. Kemudian saya sempat berpikir akan meminta resepnya, tapi ah sudahlah kok jadi repot begini dan begitu, pikir saya sambil senyum geli lagi, "dasar ibu hamil minta yg bukan² saja" kata saya sambil bersiap untuk pergi ke rumah teman buat belajar tajwid.

Singkat cerita saja, ketika saya sampai di rumah teman, belum lagi badan saya duduk di kursinya, teman saya berseru, "Ibu, saya bikin pempe nih, banyak banget, dibawak saja yah separoh buat ibu" "Ha....!!! otomatis saya jadi terkejut, pucuk dicinta ulam tiba, bagaimana dia bisa tahu kalo saya lagi ngidam tuh makanan?" kata saya dalam hati, lalu saya tersenyum, sambil berkata dalam hati, "Subhanallah ya Allah SWT Engkau mendengar kata hati saya tadi ketika habis sholat, padahal saya malu sekali untuk meminta, dan juga bercerita pada ibu di Indo, tapi Engkau Maha mengetahui dan mengabulkan keinginan saya".

Teman saya keluar dari bilik dapurnya, sambil membawak sebungkus makanan tadi, "Di masukin saja di tas sekarang, takut lupa" katanya.

Sehabis belajar tajwid dan pulang kerumah, saya segera memasak makanan tersebut, dan menceritakan kepada suami saya. "Subhanallah, itu baru sebagian kecil nikmat yg Allah SWT berikan pada kamu, masih banyak pemberian lain yg mungkin kamu tidak sadari" kata suami saya.

"Ya ....Allah SWT saya malu, saya masih terlalu banyak kesalahan dan dosa dengan-Mu, tapi Engkau Maha penyanyang terhadap saya, bahkan sampai² hanya kata hati pun Engkau kabulkan, dalam hitungan yang relatif singkat"

Kisah tersebut sangat berkesan sekali pada diri saya, karena betapa Allah SWT mengabulkan kata hati saya begitu cepat, bahkan hanya dengan hitungan menit, demikianlah jika Allah SWT berkehendak, semoga hamba termasuk hamba-Mu yang bersyukur dalam setiap jengkal nikmat yang Engkau beri.......amiiin

wassalam,
mbak diah

Monday, November 12, 2007


Kriteria Aliran Sesat

Nampaknya sekarang lagi marak aliran-aliran sesat yang bermunculan di sana sini. Entah apa yang menjadi penyebab jadi munculnya aliran sesat tersebut.

Sungguh mengherankan para pemimpin dari aliran sesat tersebut, kok dengan teganya telah menyesatkan sejumlah masyarakat yang akhirnya menjadi jamaahnya. Mustahil rasanya kalau para pemimpin aliran sesat itu tidak tahu kalau mereka salah. Mungkinkah ini adalah suatu tanda akhir jaman, dimana fitnah, dan dajal-dajal kecil bermunculan.

Kita umat Islam, haruslah waspada terhadap aliran-aliran seperti ini, jangan hanya mengekor atau pun meniru-niru saja seperti bebek. Ingat apa yang menjadi warisan bagi kita semua, yg telah ditinggalkan Nabi Muhammad SAW untuk kita semua, yakni Al-Quran dan Hadis. Selain dari keduanya, maka lebih baik ditinggalkan saja.

Berikut adalah kriteria-kriteria aliran sesat yang perlu disimak, agar kita semua waspada :
1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6.
2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran dan sunnah.
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran.
5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah, salat wajib tidak 5 waktu.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.

PS : Sumber : Majelis Ulama Indonesia (MUI ) di Hotel Sari Pan Pacific,Jl. MH Thamrin-Jakarta
Selasa 6 Nov 2007, ditulis oleh Gagah Wijoseno-detik.com

Setelah kita membaca kriteria-kriteria di atas, marilah kita semuanya berhati², jangan sampai terperosok ke dlm aliran tersebut.

"Ya Allah SWT lindungi lah kami semua, dari dajal dan dari fitnah, dan tetapkanlah keimanan kami hanya kepada Mu, ya Allah SWT.....amiiin"

wassalam,
mbak diah

Monday, November 05, 2007


Kenangan untuk Fulanah

Hari ini saya teringat oleh seorang teman (muslimah), ia adalah seorang gadis berjilbab, teman saya satu kantor dan satu kelas di sebuah kursus bahasa Arab di Jakarta Pusat.

Seperti biasa setiap selesai kerja, kami (dia dan saya ) langsung tancap gas ke tempat kursus bahasa Arab, sekali pun kelelahan bekerja dari pagi hingga sore hari, namun demi kami ingin tahu bahasa Arab, yakni bahasa Al-Quran, bahasa yg digunakan di Syurga nantinya, dan juga bahasa pemersatu umat islam di dunia, maka kelelahan itu tidak kami pedulikan.

Singkat cerita kami pun mulai belajar di kelas, dan waktu istirahat pun tiba, perut sudah keroncongan, sudah waktunya makan malam. Kami langsung menuju sebuah tenda langganan kami, tenda pecel ayam yg tidak pernah sepi dari pengunjungnya. Kami segera memesan pecel ayam dan nasi serta tak lupa minumnya.

Ketika kami memulai makan, seorang peminta² datang masuk ke arah tenda, ia meminta kepada setiap orang, dan bahkan kepada si penjual pecel ayam juga, tapi tetap ditolak halus dengan perkataan "Maaf aja pak"

Ketika si peminta itu sampai pada teman saya, yg duduk di samping saya, teman saya langsung bilang, "Kenapa, bapak belum makan ?" peminta itu bilang :"Kasihan neng dari pagi belum makan", teman saya langsung meminta 2 bungkus pecel ayam kepada penjual, satu pecel isi ayam dan nasi lengkap lalapnya, dan satu lagi pecel ayam (2 potong ayam) dan nasi lengkap lalapnya untuk tempat kosnya dia. Mendengar itu nampaknya si penjual kaget, ia bertanya hingga dua kali, "Dua bungkus nih neng, satu untuk bapak itu ?", teman saya bilang iya, cepat ya pak, kasihan dia lapar". Seluruh mata pengujung tenda pecel ayam di pinggir jalan itu melihat ke arah teman saya tanpa bersuara, sementara teman saya asyik saja dengan piring makannya.

Selesai dibungkus maka satu bungkus diberikan kepada bapak peminta² tsb, "Dimakan ya pak" Peminta itu melihat dengan mata berkaca², "Iya neng, terima kasih semoga Allah SWT membalas budi baik eneng" Setelah peminta itu pergi, teman saya mengambil bungkusannya yg satu lagi untuk tempat kosnya, "Ah neng maap kata penjual, saya salah kasih, bungkusan yg ayamnya dua potong dikasih ke bapak tadi" Teman saya kaget lalu tertawa, "Yah sudahlah, memang rejeki dia berarti" lalu kami segera membayar pecel ayam tersebut, dan kembali segera masuk karena waktu istrahat telah selesai.

Ada seberkas kesan yg tak pernah sirnah dari kisah di atas, dan selama saya berteman dengannya, ia adalah seorang teman yg tidak pernah banyak bicara, pakaiannya sederhana. Selama berteman dengannya, ia tidak pernah menegur ini dan itu dari setiap tingkah laku saya yg salah, hanya saja setelah berteman dengannya lewat dari beberapa bulan, saya pun menyusulnya mengenakan jilbab. Teman saya tidak pernah menyuruh apalagi menegur dan menyalahkan, ia berdakwah dengan sikapnya yg lembut, sehingga saya tidak pernah merasa dipersalahkan apalagi digurui.

Sekarang ia telah menikah dengan seorang muslim, dan memiliki seorang anak wanita, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayang serta lindungan-Nya selalu.

PS : Salam kangen selalu dari kami sekeluarga

Sayang, setelah naik ke kelas dua di kursus tsb, saya tidak lanjutkan lagi krn saya menikah dengan suami saya sekarang, dan bahasanya pun krn tidak pernah digunakan sudah lupa.

wassalam,