Tuesday, August 14, 2007


Pandangan Manusia

Ada empat pandangan pada manusia, yaitu pandangan mata, pandangan akal, pandangan napsu dan pandangan hati.

Pandangan Mata

Pada pandangan ini, seorang hamba hanya akan melihat apa yg terlihat secara zahir (jelas) saja. Ia melihat seseorang dari apa yg ditampilkannya saja, misalkan saja seseorang masih bisa menutupi rasa sedih yg dideritanya dengan senyuman, sehingga orang tidak tahu kalaulah yg bersangkutan tsb sedang dalam keadaan sedih.

Biasanya orang seperti ini, ia hanya mengadukan segala permasalahannya kepada Allah SWT, ia limpahkan apa yg menyesakan hatinya, dengan desahan air mata, hanya Allah SWT yg mengetahui apa yg dideritanya. Sebagaimana firman Allah SWT yg berbunyi :"Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam[1455]. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati" (Al-Hadiid : 6 )

Pandangan Akal
Pada pandangan ini, seorang hamba biasanya menerka suatu permasalahan yg dirasa atau pun yg dihadapinya dengan analisanya saja, tidak jarang, seorang hamba terperosok kedalam prasangka yg tidak baik ( Zhan ). Seorang istri berprasangka terhadap suaminya dengan prasangka yg terkadang dibuat dan diperbesar sendiri, misalkan : ketika ia pergi dengan Bus, sang istri melihat suaminya sedang menunggu Bus di Halte dengan seorang wanita yg ketika itu ia lihat sedang bercakap-cakap dengan suaminya, maka timbulah prasangka bahwa suaminya telah mempunyai wanita lain, ketika sang suami pulang, maka langsung seretetan panjang tuduhan mengalir begitu saja tanpa memberi kesempatan pada sang suami untuk menjelaskan, begitu juga suami tak menutup kemungkinan untuk berprasangka tidak baik pada istrinya, adik dengan kakak, kakak dengan adik, teman dengan teman.

Allah SWT sendiri memberi peringatan agar manusia menjauhi sikap ini, ditegaskan terlalu banyak prasangka sangatlah potensial jatuh ke dalam dosa. Sebagaimana firman Allah SWT yg berbunyi "Hai orang-orang yg beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa..."(Al-Hujurat :12 )

Bahkan Rasulullah SAW menegaskan :"Hendaklah kalian menjauhi prasangka (Zhan), karena merupakan perkataan paling dusta"(Riwayat At-Tirmidzi, hasan sahih)

Lantas bagaimanakah sebaiknya sikap kita? Berusahalah berpikiran positip terhadap segala hal,walau terkadang tidak mudah untuk selalu berpikir positip, karena itu perlu proses pelatihan diri untuk bisa berpikir positip. Informasi yg diterima sebaiknya jangan langsung dipercaya, harus diuji terlebih dahulu kebenarannya dengan komunikasi secara baik, bisa juga meminta petunjuk dari Allah SWT.

Satu lagi yg perlu diingat, Suuzhzhan atau prasangka, tidaklah mampu mengantarkan pada suatu kebenaran sedikitpun "Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran[690]. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan"( Yunus :36)

Begitu kita terlanjur suuzhzhan, akan tergiring pada perilaku jelek lainnya, seperti mulai mencari-cari kesalahan yg sebenarnya belum pasti kebenarannya. Allah SWT berfirman "....dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan pihak lain....."( Al-Hujurat:12 )

Demikian bahayanya virus suuzhzhan ini melanda manusia, ia bagaikan virus flu yg bisa menyerang siapa saja, baik yg muda, tua, miskin maupun kaya. Mari kita berusaha melatih diri untuk tidak bersuuzhzhan kepada siapa pun.

Pandangan Napsu
Jenis pandangan yg ketiga ini sangatlah berbahaya. Bagaikan minum air laut, makin diminum akan semakin haus, melulu dan tidak pernah merasa puas.

Pandangan napsu, biasanya terhadap yg berbau keduniawian terkecuali napsu untuk sesuatu yg diridhoi Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT :"....karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang" ( Yusuf :53)

Napsu yg diridhoi Allah SWT, seperti napsu untuk menuntut ilmu, napsu dalam segala hal kebaikan. Abu Muhammad Abdullah binÀmru bin AlÀsh ra. berkata Rasulullah SAW bersabda,"Tidak sempurna iman seseorang dari kalian sehingga hawa napsunya tunduk mengikuti yg telah aku bawak"(Hadis shahih, diriwayatkan dlm kitab Hujjah yg disusun oleh Abu Alfath Nashr ibnu Ibrahim Al Maqdisy dg sanad shahih)

Pandangan Hati
Pandangan ini adalah yg hakiki (pandangan yg sebenarnya), biasanya ia muncul hasil dari proses pelatihan diri dari pandangan selalu positip, dan membersihkan hati, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Seseorang yg senantiasa menjaga hatinya selalu bersih, tidak terkotori oleh penyakit² hati, maka pandangannya akan selalu pada kebenaran-kebenaran, dan biasanya tidak jarang orang yg memiliki hati bersih ini firasatnya tajam sekali.

Jika kita melihat firman Allah SWT yg diriwayatkan dalam hadis Bukhari yg berbunyi :".....Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekati Aku dengan ibadah sunah, sehingga Aku mencintainya, maka ketika Aku mencintainya Aku menjadi pendengarannya yg ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yg ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yg ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yg ia gunakan untuk berjalan. Seandainya ia meminta kepada-Ku, niscaya akan Ku beri dan seandainya ia memohon perlindungan-Ku pasti Aku melindunginya"(hr.Bukhari)

artinya, hamba Allah SWT itu akan senantiasa dilindungi Allah SWT , sehingga tidaklah heran jika hamba Allah SWT ini firasatnya tajam.

Sebaliknya, seorang hamba yg hatinya kotor, pandangan bukan lagi kebenaran, melainkan akan muncul segala macam prasangka atau suuzhzhan.

Semua itu tidaklah mudah, semua membutuhkan proses perbaikan diri dari orang yg bersangkutan. Marilah kita berusaha memperbaiki diri agar terhindar dari segala jenis prasangka atau suzhzhan tadi.

"Ya Allah, sesungguhnya Engka Maha Pengampun dan Penyanyang dan yg suka memberi ampunan, maka ampunilah aku"( HR.Tirmidzi) catt: ini doa pd malam lailatul qadar.

Yang benar hanya Allah SWT semata, sedang yg salah datangnya dari diri pribadi.

Wassalam,
Ibu RT

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home