Wednesday, September 30, 2009


Hikmah sebuah Kisah

Assalamualaykum wr.wb

Pertama-tama, saya pribadi mengucapkan Mohon Maap Lahir Bathin, Selamat Hari Raya Idhul Fitri, 1 Syawal 1430 H.

Masih dalam suasana Lebaran, setelah sebulan yg lalu, Bulan Ramadhan yg penuh Rahmat meninggalkan kita semua, semoga Allah SWT masih mempertemukan kita dg Bulan Ramadhan.

Di bulan Syawal ini, saya mendapat sebuah hikmah, dari salah satu program televisi swasta di Indonesia, dimana program tv tersebut menyiarkan acara "Minta Tolong". Suatu program yg mengisahkan kejadian nyata, yg terjadi di masyarakat kita.Begini ceritanya :

Dalam acara tersebut dikisahkan seorang ibu (janda )dari satu orang anak, yg sedang kebingungan karena beras di rumahnya telah habis. Sedang dia tidak memiliki uang sama sekali untuk membeli beras. Dalam keadaan yg sangat bingung tersebut, sang wanita tsb keluar rumah, duduk di pinggir jalan, tidak jauh dari gubuknya. Saat dia merenung, tanpa sengaja dia melihat beberapa daun yg biasa dipakai untuk membuat ketupat. Timbulah idenya untuk memecahkan masalah yg dimiliki, ia ingin membuat ketupat untuk dijual. Maka ia segera mengambil beberapa daun tsb, dan dibawaknya ke rumah.

Di dalam rumah, wanita tsb, menganyam daun tsb, satu demi satu, hingga terbentuklah beberapa ketupat, yg kemudian digabung untuk segera ia jual. Ia pun permisi kepada putri satu-satunya untuk mencoba mendagangkan ketupat bikinannya, seharga 30 ribu rupiah, agar bisa membeli beras dan lauknya.

Maka pergilah sang wanita tsb mendagangkan ketupatnya ke setiap orang. Ia mendagangkan ketupatnya ke setiap orang yg ditemuinya, ke anak muda, ke ibu-ibu, ke tukang parkir, pedagang makanan, namun sayang setelah dia berjalan mendagangkan ketupatnya selama 9 jam, dan sebanyak 97 orang yg ditemuinya, belum ada orang yg ingin membeli ketupatnya.

Air matanya menetes, ia menghapus air matanya, sedih krn sudah 9 jam berjalan belum ada orang yg bersedia membeli ketupatnya, agar ia bisa membeli beras. Namun ia tidak putus asa, ia kembali berjalan dan mendagangkan ketupatnya, hingga sampailah ia kepada seorang ibu, pedagang jagung rebus dan kacang rebus gerobak. Ia menawarkan ketupatnya.

Sang ibu pedagang merasa iba, ia berkata :"Begini saja, enggak usah ditukar, saya kasih saja untuk situ, mau ?" Sambil ingin menyerahkan beberapa lembar uang kepada wanita tsb. Namun wanita penjual ketupat menggeleng kepala sambil berkata, " Saya tidak mau meminta-minta, saya mau jual ketupat saya". Berulang kali ibu pedagang jagung dan kacang rebus itu menawarkan bantuan pemberian uang, namun sang ibu penjual ketupat tetap menolak, ia hanya ingin ketupatnya dibeli, agar ia bisa membeli beras dan lauknya. Akhirnya sang ibu pedagang tsb bertanya :"Berapa memangnya harga ketupat tsb ?" dijawab : Rp 30 ribu bu, untuk beli beras dan lauknya. sang ibu pedangan jagung menjawab, "Saya cuma punya uang Rp 25 ribu, yg Rp 4000 mau saya bayarkan untuk pinjaman uang, enggak apa ya ?" akhirnya setelah bertransaksi, keduanya setuju. "Mbak ikhlas ya ?"kata sang ibu pedagang jagung dan kacang rebus tersebut. "Iya, ikhlas bu, ibu jg ikhlas uangnya ?" kata sang ibu penjual ketupat. "Iya, ikhlas "kata sang ibu pedagang jagung. Keduanya bersalaman, dan ibu penjual ketupat meminta maap sudah mengganggu waktu sang ibu pedangang jagung.

Tidak lama setelah wanita penjual ketupat berlalu, datanglah wanita muda, wanita ini ingin membeli kacang rebus, "satunya berapa bu ?" kata wanita muda tersebut. ibu pedagang jagung rebus dan kacang menjawab "Seribu rupiah" "Saya beli tiga ikat bu", kata wanita muda tsb.
"Ibu juga jualan ketupat ?" tanya wanita muda tersebut. "Iya, tadi saya beli dari wanita tadi" kata ibu pendagang jagung. "Buat apa bu ?" tanya wanita muda itu lagi, "Enggak tahu yah, saya beli cuma krn kasihan aja ngeliatnya, jadi saya beli" kata sang ibu pedagang jagung sambil senyum.

"Jadi berapa bu, kacangnya ?" kata wanita muda tadi, "Tiga ribu rupiah, jawab ibu pedangang jagung. "Genapin bu, jadi Lima ribu", kata wanita muda. Sambil menyerahkan uangnya ke tangan ibu penjual jagung dan kacang rebus, namun tangannya tidak dilepas, sang ibu ditarik kepinggir sebentar sambil berkata :"Ibu, karena ibu telah menolong wanita penjual ketupat tadi, maka hari ini ibu dapat rejeki". Lalu wanita muda tersebut pergi.

Ibu pedagang jagung dan kacang rebus terkejut, melihat segepok uang di tangan, ia langsung sujud syukur sambil tak henti menangis. Ia pun segera pulang, untuk menceritakan kebahagiaannya kepada keluarganya.

Di rumahnya, ibu tadi menceritakan kisahnya, sambil terus menangis berdua dengan putrinya, dari mulutnya tak pernah berhenti ucapan "alhamdulillah ya Alloh, saya jadi bisa mengobatin suami saya", ucapan itu diulang ulang, sambil bercucuran air mata.

Sang ibu pedagang jagung dan kacang rebus ini, ia seorang yg tidak kenal putus asa dalam berusaha, sekalipun ia sendiri jg sangat membutuhkan uang, tapi ia tetap peduli dengan sesama.

Itulah kisah yg saya tonton di telivisi indonesia, kisah yg terjadi dalam masyarakat kita. Mari kita ambil Hikmah dari kisah tersebut.

PS : Terima kasih kepada sahabat saya Dian (Holand ) yg telah menginformasikan televisi Indonesia (live online ), shgg saya bisa mendapatkan tontonan yg bisa saya ambil hikmah dari kisah yg saya tonton tadi.

wassalam,
mbak diah

Friday, January 09, 2009


Pembantu

Siapa sih enggak kenal pembantu ? yg biasa kita panggil dengan sebutan, bibi, mbok, iyem (nama si pembantu). Siapa pun pasti kenal, karena hampir menjadi kebiasaan orang Indonesia, terutama di kota² besar, apalagi yg kedua orang tuanya kerja, pasti memakai jasa pembantu ini, untuk meringankan tugas rumah tangga.

Sebernanya teman, pembantu itu bertugas hanya sebatas membantu apa-apa yg majikannya tidak dapat mengerjakannya. Sayangnya, kebanyakan yg saya lihat dikehidupan, pembantu bertugas untuk seluruh tugas di rumah, mulai dari A - Z, jadi si nyonya rumah, hanya tinggal duduk² saja, masak sudah pembantu, ngepel nyapu pembantu, nganter anak ke sekolah pembantu, nyuapin anak pembantu.

Nah....., apa enggak cemburu kalo suami bilang masakan si iyem lezat sekali.

Pernah juga si majikan rumah, membedakan makanan antara makanan yg dimakan pembantu dengan makanan yg dimakan keluarga di rumah. Duh, mengapa mesti dibedakan sih ? pembantu itukan hamba Alloh jg, yang Alloh titipkan kepada kita, sebagai amanat yg harus dijaga. Jadi kenapa harus membedakan makanan yg dimakan pembantu dengan yg keluarga makan ? padahal Alloh tidak pernah membedakan hamba-Nya, terkecuali dari ketaqwaannya (nilai ibadahnya ).

Ayo mari kita jaga amanat hamba Alloh yg dititipkan ke kita, pembantu cukup mengerjakan apa yg si nyonya rumah tidak dpt mengerjakannya, dlm pengertian tidak semua, melainkan separohnya atau sebagian saja. Perhatian seperti mengantar si kecil ke sekolah, menyuapin, mengantar tidur si kecil, si nyonya rumah harus bisa melakukannya, agar buah hati kita tetap mencintai ibundanya tersayang.

Masakan buat keluarga, kalo bisa si nyonya rumah jg yg melakukannya, pembantu cukup membantu mencuci sayurnya, atau memotong²nya, menguleknya, tp racikan hingga penyajian harus si nyonya yg melakukannya, agar suami tersayang bisa merasakan lezatnya masakan sang istri tercinta.

Urusan menyetrika, terutama baju yg mahal, hendaknya si nyonya lakukan sendiri jg, daripada baju tsb rusak, dan akhirnya memarahi pembantu, padahal kan kalo dilakukan sendiri jg enggak sulit dan jg enggak makan waktu lama, serta selamat.

Satu yg harus kita ingat, pembantu mungkin rendah di mata majikan, krn dia diupah (digaji), namun bisa jadi di mata Alloh, justru dia memiliki kedudukan yg utama, siapa yang tahu? Jadi janganlah kita pernah merendahkan seseorang (pembantu) apalagi sampai menghinanya.

wassalam,
mbak diah

Sunday, November 02, 2008


Jangan Pandang Sebelah Mata

Ketika saya duduk di dalam Bus, seorang ibu bertanya kepada saya, "Darimana ?"Dari Indonesia, kata saya menjawab sambil senyum. "Kerja dimana ?" katanya lagi. "Oh, saya Ibu Rumah Tangga, jawab saya kembali. Seketika wajah ramah sang ibu tadi berubah menjadi sedikit asam, hmm..., katanya singkat. Ini bukan yg pertama kali respond yg saya terima seperti ini. Seorang ibu asal Afrika bertanya kepada saya ketika saya menjemput anak saya, "Kerja dimana ?", lagi² saya menjawab dengan senyum dan bangga, saya Ibu Rumah Tangga, Oh...., katanya dan langsung diam, tidak bertanya lagi.

Heran..., ada apakah dengan kata Ibu Rumah Tangga. Bukankah seorang Ibu Rumah Tangga itu juga seorang pekerja, pekerja di rumah, merawat rumah, suami, anak, belanja, masak, nyuci, tidak mengenal libur, tidak mengenal jam kerja. Kalo pekerja kantoran, dia mengenal waktu libur, mengenal batas jam kerja. Kalo pekerja kantoran digaji oleh perusahaan atau tempat bekerja, ya kalo Ibu Rumah Tangga dpt gaji pahala oleh Allah SWT, jadi sebenarnya kan sama² pekerja.

Menjadi Ibu Rumah tangga tidak hanya ngoyo kerja dan masak saja, tapi juga harus sabar, karena otomatis jadwal kerjanya lebih banyak dan lebih lelah, dia juga harus banyak baca buku tentang perkembangan anak, membantu anak dalam menyelesaikan pelajarannya di sekolah, belajar resep makanan baru dll.

Belum habis masa heran saya, seorang teman mengatakan, "Kasihan ya mbak ini, dulu kerja sekarang enggak?" saya agak terkejut juga dengarnya, karena toh dia dulu juga Ibu Rumah Tangga, baru sebentar kerja sudah langsung berubah". Padahal teman² saya di kota tempat saya tinggal dulu, belum pernah ada yg mengucapkan kata seperti itu ke saya, mereka adalah perawat, ada lagi asisten dokter gigi, kerja kantoran, tp enggak ada yg berkata begitu.

Hm....., memang posisi Ibu Rumah Tangga hanya dipandang sebelah mata, padahal Allah SWT sendiri memberi ganjaran pahala kepada para Ibu Rumah Tangga yg dengan ikhlas bekerja merawat suami dan anaknya.

Bukan pekerjaan yg menjadi kewajiban para wanita, tapi kewajiban wanita adalah pada suami dan anaknya. Kelak di akherat nanti, Allah SWT akan menanyakan pertanggung jawaban wanita tsb sebagai ibu terhadap anaknya, dan wanita tsb sebagai istri terhadap suaminya.

Namun memang bukan berati wanita dilarang bekerja, mereka boleh bekerja di kantoran, atau di perusahaan, namun harus tetap menjalani kewajibannya sebagai ibu dan istri.

wassalam,
mbak diah

Sunday, October 05, 2008


Assalamualaykum wr.wb

Taqobbalallohu minna wa minkum
Minal Aidzin wal faidzin,
Mohon maaf lahir dan bathin

1 Syawal 1429 H

untuk semua yg mampir ke blog ibu RT ini.

wassalam,
mbak diah

Tuesday, September 16, 2008


Menguak Tabir Bulan Bertabur Berkah
dikutip dari majalah hikayah edisi spesial ramadhan 1424 dan doa &wirid (Yazid bin abdul Qadir Jawas)

Orang yg beribadah pd sepuluh hari pertama akan diturunkan kasih sayang ( Rahmah ) Allah SWT ke muka bumi ini.

Orang yg beribadah pd sepuluh hari kedua akan dibukakan ampunan ( maghfirah ) dari Allah SWT
Orang yg beribadah pd sepuluh hari ketiga akan dijauhkan dari panasnya api neraka ( Itqum min an-naar )

Imam Ali bin Abi Thalib pernah berkata, bahwa pd suatu hari ada seorang sahabat bertanya kpd Rasulullah SAW tentang keutamaan malam² pd bulan Ramadhan, maka Beliau menjawab dengan uraian sbb :
1. Orang mu`min dibersihkan dirinya dari noda² dosa spt hari ia dilahirkan dari rahim ibunya.
2. Allah SWT mengampuninya dan kedua orang tuanya
3. Ada salah seorang malaikat menyeruhnya dari bawah Arsy:"Mulailah bekerja, maka Allah SWT mengampuni dosamu yg telah lalu
4. Akan mendapatkan pahala sebanyak pahala membaca kitab Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Quran
5. Allah SWT memberi pahala kpdnya spt pahala orang yg mengerjakan shalat di masjid al-Haram, masjid al-Nabawi, dan masjid al-Aqshaa
6. Allah SWT memberikan pahala kepadanya spt pahala orang yg melakukan thawaf di bait al-Ma`muri (Ka`bah) dan semua batu dan tanah liat keras memohonkan ampun pula untuknya
7. Seakan² ia bertemu dg Nabi Musa as dan membantunya memerangi Firàun dan Hamman
8. Allah SWT memberikan kpdnya spt apa yg telah diberikan kepada Nabi Ibrahim as
9. Seakan² ia telah mengerjakan ibadah spt ibadahnya Nabi Muhammad SAW
10 Allah SWT memberikan rizki kpdnya kebaikan di dunia dan akhirat

11. Ia akan keluar dari dunia (wafat) spt hari ia dilahirkan dari rahim ibunya
12. Pada hari kiamat nanti ia datang dg wajah yg rupawan spt bulan purnama
13. Pada hari kiamat nanti ia akan selamat dari segala resiko
14. Para malaikat telah datang memberi kesaksian bahwa ia sungguh telah mengerjakan shalat tarawih, maka Allah SWT tidak akan menghisabnya di hari kiamat nanti
15. Para malaikat dan para pembawa Arsy memohonkan tambahan kebajikan kepadanya
16 Allah SWT mencatatnya sbg orang yg bebas masuk surga dan selamat dari panasnya neraka
17 Ia diberikan pahala sebanyak pahala para Nabi
18 Salah seorang malaikat berseru kpdnya :"Hai hamba Allah SWT, sesungguhnya Allah SWT telah ridha kpdmu dan kepada kedua orang tuamu"
19 Allah SWT mengangkat derajat di surga Firdaus
20. Ia diberi pahala sebanyak pahala para syuhada dan orang² saleh

21. Allah SWT membangunkan baginya sebuah rumah dari cahaya surga
22. Di hari kiamat nanti ia datang dlm keadaan aman dari rasa susah dan duka
23. Allah SWT membangunkan baginya sebuah kota di dalam surga
24. Dua puluh empat doanya dikabulkan
25. Allah SWT menghapuskan siksa kubur dari padanya
26. Allah SWT meningkatkan pahala baginya selama empat puluh tahun
27. Di hari kiamat nanti ia melewati jembatan ( shirat al-Mustaqim) dg mudah dan cepat laksana kilat yg menyambar
28. Allah SWT mengangkat seribu derajat baginya di dalam surga
29. Allah SWT memberikan kepadanya pahala seribu ibadah haji mabrur
30. Allah SWT berfirman :"Makanlah buah-buahan surga, mandilah dengan air Salsabil dan minumlah air telaga Kautsar, Aku adalah Tuhanmu dan engkau adalah hamba-Ku

Sebuah keberuntungan yg tiada terkira, jika dengan segala kesungguhan hati didorong dengan keinginan luhur hanya mengharap ridha Allah SWT semata, seseorang mampu mengkonsentrasikan dirinya untuk melakukan amaliyah Ramadhan.

Sekarang masihkah kita mau melakukan bulan Ramadhan sama dengan bulan² lainnya ?
"Ya Allah SWT, panjangkan lah umurku, hingga aku bisa bertemu kembali di bulan Ramadhan di tahun yg akan datang......"Amiiin

Jika kita bertemu di malam mulia ( Lailatul Qadar ) maka hendaknya kita berdoa :
"Allahumma innaka A`fuwwu tuhibbula`fwa, faa`fu a`nnii"
artinya :
Ya Allah SWT, sesungguhnya Engkau Maha pemaaf, Engkau menyukai pemaafan. Karena itu, berilah maaf kepadaku. ( HR. At.Tirmidzi no3513, Ibnu Majah no3850, Ahmad VI/171, al-Hakim I/530, an_Nasa-i Àmalul Yaum wal Lailah no.878. Lihat shahiih at-Tirmidzi III/170 no. 2789 )

Marilah kita jaga² Lailatul Qadar, dan kita ibadah sungguh² bulan Ramadhan ini, yg nilainya seribu bulan.

wassalam,
mbak diah

Labels:

Sunday, September 14, 2008


Tafakur

Nabi saw bersabda, "Dunia ini adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir"

Saudaraku, ketahuilah dunia ini ibaratnya seperti penjara bagi orang beriman, ingin makan harus memilih yang halal, ingin minum harus memilih minuman yg dihalalkan Allah SWT. Ingin memakai pakaian sutra bagi kaum pria, dilarang karena barang siapa yg memakainya di dunia, maka ia tidak akan memakainya di akherat. Mengapa harus selalu sholat 5 (lima) kali dalam sehari, harus mengeluarkan uang untuk zakat, harus menahan lapar hingga magrib tiba di saat bulan ramadhan, harus begini dan begitu. Mungkin ada yg bertanya di antara kita mengenai hal ini, mengapa begini tidak boleh begitu pun tidak boleh, tidak bebas.

Sebaliknya bagi orang kafir, hidup dunia ini ibarat surga, apa pun boleh, makan tidak perlu melihat halal atau tidaknya, minum semua boleh, mulai dari yg bermanfaat sampai yg memabukan ( alkohol ), pakaian sutra bagi pria is ok, bahkan hidup seperti suami istri tanpa aturan pernikahan pun ok ok saja.

Saudaraku, ketahuilah dunia ini bukan surga bagi kaum muslimin, semua peraturan larangan yg Allah SWT buat itu, semata² demi kebaikan diri manusia itu sendiri. Contoh minuman yg memabukan dilarang, karena bisa merusak kesehatan, dan membahayakan bagi manusia itu sendiri. Itu hanya satu contoh saja.

Hendaknya kita menyadari, bahwa hidup kita di dunia ini bukan untuk makan, bukan untuk minum, bukan untuk berpakaian begini dan begitu. Namun kehidupan kita yg sesungguhnya adalah untuk ibadah kepada Allah SWT, untuk itulah Allah SWT mengirim kita ke dunia ini. Oleh sebab itu, janganlah kita terlalu berlebih² an dalam hidup ini, makanlah apa yg dihalalkan Allah SWT, apa yg diharamkan jangan, minumlah apa yg dibolehkan Allah SWT, apa yg dilarang jangan.

Hidup kita di dunia ini, untuk mempersiapkan kehidupan kita di akherat nantinya. Oleh sebab itu, janganlah kita merasa sedih dengan semua peraturan larangan yg dibuat Allah SWT untuk kita, dan janganlah kita merasa sedih, apabila kita melihat kenikmatan hidup orang² kafir yg nampaknya semua serba boleh dan ok.

Tujuan kita adalah membawak bekal untuk akherat. Biarlah tidak memakai pakaian sutra di dunia, asalkan di akherat kelak bisa memakainya. Biarlah tidak meminum minuman anggur di dunia yg dapat memabukan, nanti di akherat akan minum anggur yg tidak memabukan, biarlah menahan diri dan ridho dengan aturan Allah SWT, demi kehidupan nantinya. Bersakit²lah dahulu kita,bersabar dululah kita, bersenang² dan menabur benih kemudian. InshaAlloh.

Semoga Allah SWT memberikan kemudahan kepada kita dan ridho dalam menjalani semua aturan yg dibuat Allah SWT untuk kita. Amiiin.

wassalam,
mbak diah


Termasuk yang manakah Anda ?
(Indahnya Sabar, hal : 356-357, Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah )

Sepeninggal Rasulullah saw, manusia terbagi menjadi empat golongan :
1 Golongan yg tidak menghendaki dunia dan sebaliknya, dunia tidak menghendaki mereka.
seperti halnya, Abu Bakar ash Shiddiq dan orang² yg mengikutinya.

2. Golongan orang yg tidak menginginkan dunia, tetapi dunia menginginkan mereka.
seperti, Umar bin Khaththab dan orang² yg mengikutinya jejaknya.

3. Golongan orang yg menghendaki dunia dan dikehendaki oleh dunia.
seperti, para khalifah dinasti Bani Umayyah dan yg mengikuti jejak langkah mereka, kecuali khalifah Umar bin Abdul Aziz, sebab ia tergolong orang yg dikehendaki dunia, tetapi ia tidak menghendaki dunia.

4. Golongan orang yg menghendaki dunia, tetapi dunia tidak menginginkan mereka.
seperti, orang yg hidupnya dijadikan fakir oleh Allah SWT, atau orang yg diuji Allah SWT dengan keinginan meraih dunia, tetapi tidak kunjung mendapatkannya ( tidak pernah puas ).

Tidak diragukan bahwa yg paling utama adalah golongan pertama dan kedua, karena masing² tidak menginginkan dunia.

Seseorang meminta kepada Rasulullah saw, agar menunjukkan padanya amal perbuatan yg menjadikannya dicintai Allah SWT dan dicintai manusia. Rasulullah saw bersabda,
"Jauhilah olehmu dunia, niscaya engkau akan dicintai Allah SWT, dan jauhilah olehmu apa yg ada di tangan orang lain, niscaya engkau akan dicintai manusia"

Seandainya kekayaan lebih utama dari keadaan miskin, Rasulullah tentu akan menunjukkan dunia kepadanya.

Berdasarkan hal golongan di atas, termasuk yg manakah Anda ? Silahkan jawab masing² saja dalam diri masing².

wassalam,
mbak diah

Monday, August 25, 2008


Nikmat

Coba renungkan, nikmat Allah SWT yg kita terima ? mulai dari diri kita dulu, lalu baru di luar diri. Pasti kalian tidak akan mampu untuk menghitungnya. Mari kita coba melihat nikmat yg Allah SWT berikan pada diri kita.

Jantung, Jantung adalah nikmat yg Allah SWT berikan kepada hamba-Nya, dari sejak janin di perut ibunda, maka jantung mulai berdenyut, dan kapankah jantung itu berhenti ? Jantung baru berhenti pada saat yg ditentukan oleh Allah SWT ( wafat ). Sang jantung ini akan terus berdetak, disaat kamu makan, disaat kamu tidur, disaat kamu sholat dan bahkan disaat kamu melakukan dosa ( nauzubillah ). Kalaulah bukan karena Rahmat dan Rahim (kasih sayang ) Allah SWT, maka jantung itu akan berhenti seketika ketika kamu berbuat dosa, namun Allah Maha Kasih, Maha Sabar, sehingga Ia masih memberi kesempatan kepadamu untuk bertobat, dibiarkannyalah jantung itu berdetak, walau engkau melakukan perbuatan dosa.

Mata, Allah SWT memberi nikmat mata kepada setiap hamba-Nya yg Ia inginkan. Jika sang mata ini sakit, berapakah biaya yg harus dikeluarkan untuk satu buah mata ini.

Kaki, Kaki yg selalu kita pakai untuk berjalan ini, nampaknya kita rasakan biasa saja nikmatnya. Kita tidak merasakan kenikmatan yg lebih, selain untuk berjalan, berlari, dan berdiri. Namun apabila sang kaki satu saja yg patah, atau rematik, atau tak dapat berjalan, maka kenikmatan sang kaki yg semula hanya biasa saja tadi, akan nampak menjadi luar biasa. Betapa merindukannya kenikmatan berjalan normal, berlari normal, dan berdiri normal tanpa rasa nyeri dan sakit.

Itu hanya beberapa kenikmatan diri sebagai contoh saja, masih banyak kenikmatan pada diri yg bisa kalian tafakurkan. Sekarang saya mengajak untuk melihat kenikmatan di luar diri.

Udara, berapa banyak udara dalam sehari yg sudah kita hirup ? tidak terhitung. Jika kalian ingin menyelam ke dalam laut, kalian butuh tabung udara, berapa harga satu tabung udara yg harus kalian bayarkan, hanya untuk penggunaan sekali pakai ? Kalian juga merasakan kenikmatan yg biasa saja, saat menghisap udara. Namun saat kalian terperangkap di dalam ruangan, yg dimana sebagian ruangan sudah terisi oleh air yg semakin lama semakin meninggi, maka saat itu pula kalian akan merasakan nikmat udara yg luar biasa.

Itu baru contoh kecil akan nikmat yg Allah SWT berikan di luar diri kita. Selebihnya bisa ditafakurkan sendiri.

Sekarang mari kita mengtafakurkan nikmat hidup. Hidup yg kita lalui selama 24 jam sehari, dan selama 12 bulan dalam setahun, nampaknya biasa² saja, bahkan kita mendefinisikan kenikmatan hidup adalah dengan nilai materi, sehingga tidak heran jika manusia di dunia ini menghabiskan waktu hidupnya dengan hura hura, pesta pora, lupa akan tujuan hidup yg sebenarnya, bahwa kita dihidupkan bukan untuk hura hura, melainkan untuk mencari bekal buat kehidupan yg sebenarnya di akherat nanti. Maka ketika manusia itu wafat, ia akan melihat nikmat hidup yg begitu besar, alangkah malangnya, waktu hidup yg sudah ia sia²kan.

Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai hamba yg selalu bersyukur, bersyukur akan nikmat yg Ia berikan, semua nikmat yg ada pada diri kita, di luar diri, dan juga nikmat hidup yg harus dimanfaatkan sebaik²nya, agar di kehidupan yg sesungguhnya kita tidak menyesal.

Nikmat, terkadang baru akan kita rasakan, saat telah berlalu, barulah kita sadar, betapa besarnya nikmat yg Allah SWT berikan.

wassalam,
mbak diah