Tuesday, August 14, 2007


Shalat

Shalat, adalah saat dimana seorang hamba berkomunikasi dengan Tuhannya, Allah SWT. Saat itulah seorang hamba memohon pertolongan, petunjuk dan ridha Allah SWT.

Shalat Fardhu ada 5, subuh, dzuhur, ashar, magrib, dan isya. Di saat shalat Subuh, manusia memohon pertolongan, lindungan, petunjuk dan ridha, maka Allah SWT pun melindunginya, menolongnya, menujukinya dan meridhainya. Sehingga terlindungilah ia dari mara bahaya dunia dan godaan syetan. Ketika siang hari datang, bermohonlah lagi manusia kepada Allah, Tuhannya, memohon perlindungan kembali, maka Allah SWT pun kembali melindungi dan menolongnya, demikianlah hingga malam datang.

h SKetika tengah malam datang, di saat seluruh makhluk tertidur lelap, bermunajatlah kembali hamba Allah tsb, di tengah kesunyian malam, hanya dia dan Allah SWT menciptakannya, mendengar keluh dan kesahnya, harapannya. Sudah barang tentu Allah mendengarkan, mengabulkan doanya yg dipanjatkan ditengah² malam disaat makhluk lain tertidur lelap.

Di dalam Al-quran, Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al- Baqarah : 153 ) Itulah kunci dari segala macam problema kehidupan, dengan sholat seorang hamba akan senantiasa dalam perlindungan dan pertolongan Allah SWT.

Shalat fardhu, adalah merupakan kewajiban seluruh hamba Allah SWT yg beriman. Shalat juga merupakan amalan yg pertama kali diperiksa oleh Allah SWT. Oleh sebab itu Allah SWT memerintahkan manusia untuk mendirikan dan memelihara shalatnya, sebagaimana yg difirmankan Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 238, yang berbunyi :"Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu" ( Al-baqarah :238 )

Jika kita mengtafakurkan shalat , adalah ibarat absensi. Katakanlah ada seorang bekerja di perusahaan "A", tapi ia tidak pernah datang bekerja di perusahaan "A", atau datang tapi tidak pernah mengisi absensi yg disediakan, mungkinkah si fulan tersebut bisa dikatakan karyawan di perusahaan "A" apabila ia tidak pernah hadir ?, atau absensi kantor, tidak pernah tercantum namanya, karena ia datang tapi tidak pernah mengisinya.

Demikianlah apabila seorang hamba Allah SWT mengaku beragama islam, tapi ia tidak pernah mengerjakan sholat lima waktunya ( shalat fardhu), tapi ia mengerjakan amalan² ibadah lainnya adalah ibarat seorang karyawan datang bekerja sebulan penuh, namun tidak pernah mengisi jadwal absensi, sehingga rugilah ia,sebab perusahaan tidak pernah melihat namanya hadir bekerja. Atau apabila seoran hamba Allah SWT mengaku islam, namun seumur hidupnya ia tidak pernah mengerjakan shalat lima waktu ( fardhu), apalagi menjalankan ibadah lainnya, maka ia ibarat seorang karyawan yang mengaku bekerja di perusahaan tsb, namun tidak pernah datang bekerja.

Kedua contoh di atas, sama ruginya, baik yg mengaku bekerja di perusahaan tsb, maupun yg datang tapi tidak pernah mengisi absensi, kedua²nya sama² dianggap tidak pernah hadir dan keberadaannya tidak diakui oleh perusahaan tsb, karena tidak pernah tercantum kehadirannya.

Di akherat nanti, amalan yg pertama kali diperiksa Allah adalah amalan shalat, jika baik amalan shalatnya, maka baiklah seluruh amalannya, jika tidak maka buruklah amalan lainnya. Di dalam Al-quran surah Al-Ankabut ayat 45 Allah SWT berfirman :"....Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( Al-Ankabut :45 )

Lalu bagaimana, jika ada seseorang, yg nampak rajin mendirikan shalat, namun ia masih aktif melakukan amalan buruknya juga ?. Dalam hal ini ada kemungkinan kuaitas shalatnya belum benar, karena shalat yg dituntut oleh Allah SWT itu adalah shalat yg ikhlas karena Allah dan harus khusyuk hanya untuk mengingat Allah SWT. Sebagaimana dalam firman Allah SWT yg berbunyi :"Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'" (Al-Baqarah :238 ) dan "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, " ( An Nisaa`:43 )

Shalat yg bagaimanakah yg diterima Allah SWT ? Shalat yg diterima Allah SWT itu adalah shalat sebagaimana yg Nabi lakukan "Dari Malik bin Huwairits, ujarnya :
Rasulullah saw bersabda : "Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kamu sekalian melihat aku shalat" ( HR. Bukhari )

Tuntunan cara bershalat dapat kita pelajari dari hadis bagaimana rukun² shalat tsb, selain itu hendaklah shalat dalam keadaan ikhlas karena Allah SWT bukan ria sebagaimana dalam firman Allah yg berbunyi :"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya(dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." ( An Nisaa`: 142 )

Marilah kita bersama² memperbaiki cara shalat kita, mencoba khusyu dalam bershalat. Semoga Allah SWT, senantiasa menerima amalan shalat kita juga amalan² lainnya....amiin


Wassalam,
Ibu RT

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home