Tuesday, August 14, 2007

Seharusnya

Assalamualaykum wr.wb

Perayaan hari jadi ( Ulang tahun) yg menjadi kebiasaan dikehidupan kita, entah itu diri kita sendiri, ataupun anak kita, biasanya selalu dibiasakan dengan suatu perayaan / pesta ulang tahun, dengan bernyanyi Selamat Ulang Tahun, dan meniup lilin.

Seharusnya, saat tanggal hari jadi, kita menyadari bahwa jatah hidup di dunia semakin berkurang, semakin dekat dengan pintu kematian. Rasanya jadi lucu, apabila jatah hidup yg berkurang ini, kita malah bergembira ria dengan berpesta pora, padahal belum tentu amal perbuatan yg terkumpul bisa cukup mengantarkan kita untuk selamat di akherat nanti.

Jadi...? apakah saat hari jadi kita harus bersedih...?

Bukan..., bukan itu maksudnya, di sini hendaknya kita menyadari betul, bahwa dengan bertambahnya umur ( ulang tahun ) berarti berkurangnya jatah hidup di dunia. Jadi tidaklah sama antara persepsi ulang tahun pengertian dunia (bertambah) dengan persepsi ulang tahun pengertian akherat (berkurang ).

Jadi dalam mengisi hari ulang tahun, tidaklah perlu berlebihan. Kita bisa mengisinya dengan bertafakur, ingat dan catat amal perbuatan mana sih yg belum sempat kita jalani atau masih kurang, untuk diperbaiki kelak nantinya.

Kita juga bisa mengisinya, dengan makan bersama keluarga (kakak, adik, suami, anak) misalkan di rumah ataupun di luar rumah, atau lebih baik lagi jika makan bersama anak yatim piatu, sebagai ungkapan rasa syukur pada Allah swt, bahwa sampai tanggal jadi kita, kita masih diberi kesempatan hidup, untuk kembali mengumpulkan amal persiapan.

Oleh sebab itu, kado terindah di hari jadi (ultah ) adalah sebuah doa, nasehat, ataupun Al-quran, atau bersedekah kepada sesama yg membutuhkan.

Party dan nyanyi nyanyi,apalagi sampai besar besaran, hanya membuang waktu saja. Cobalah direnungkan sekali lagi mengenai hal ini.

Wassalam,
Ibu RT

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home